Malang – Ruang pendidikan saat ini diterpa beragam persoalan degradasi moral. Persoalan tersebut antara lain: intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual. Beragam kasus itu membuat anak muda resah, terutama Gen-Z saat ini.
Berangkat dari persoalan tersebut, UPT Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Universitas Brawijaya (UPT PKM UB) mengadakan Diskusi Desiminasi Karakter; Penguatan Karakter Toleransi pada Gen-Z. Kegiatan tersebut terdiri dari materi, dialog, dan pelatihan singkat membuat konten edukasi. Dalam hal ini, UPT PKM UB menggandeng Oase Institute (Yayasan Oase Cakrawala Nusantara) selaku pelaksana kegiatan.
Puluhan pelajar dan mahasiswa juga turut hadir dalam diskusi (Oase Talks) yang dilaksanakan di Oase Cafe & Literacy Kota Malang pada 08 Juni 2024.
Panitia juga mengundang para siswa-siswi di Kota Malang melalui OSIS. Perwakilan pelajar yang hadir antara lain: SMAN 9 Malang, SMAN 8 Malang, SMKN 6 Malang, dan SMK PU Malang. Selain itu, juga ada perwakilan mahasiswa yang tergabung pada komunitas perdamaian dan literasi Malang.
Albar Adetary Hasibuan selaku ketua pelaksana kegiatan membuka acara melalui kata-kata sambutan yang sumringah. Dosen Pancasila UB itu mengatakan senang bertemu dengan siswa-siswi pelajar Kota Malang. Beliau berharap pertemuan tersebut memberikan manfaat dan pengetahuan serta pengalaman yang berharga kepada peserta yang hadir.
“Saya senang bertemu kalian semua. Semoga diskusi ini berjalan lancar. Sehingga kita semua bisa belajar mengenai pentingnya tolerasi, menghargai, dan persahabatan tanpa melukai,” tutur Albar saat membuka kegiatan sore itu.
Setelah sesi pembukaan, Al Muiz Liddinillah dari Oase Institute memandu jalannya diskusi. Muiz selaku moderator sekaligus fasilitator diskusi menjadi jembatan bagi pemateri dan peserta untuk berinteraksi. Muiz menegaskan bahwa Gen-Z adalah generasi yang terampil berselancar di dunia maya, keterampilan itu perlu dibekali dengan keterampilan literasi. “Selain itu, penting juga bagi Gen-Z memahami makna literasi, anti perundungan, dan edukasi seksual sejak dini.
Menyambung dari pengantar yang disampaikan Muiz, dosen kewarganegaraan UB, Galieh Damayanti menyampaikan materinya berjudul Toleransi dan Kebebasan Berekspresi; Gen-Z dalam Jerat Malfungsi Sosial Media.
“Toleransi merupakan gagasan, sikap, hingga kesadaran akan penerimaan perbedaan agama, ras, suku, dan lainnya. Sehingga, toleransi yang aktif dari gagasan ke tindakan secara sadar itu penting dipahami oleh Gen-Z,” tambah Galieh.
Selain toleransi, Galieh juga menerangkan tentang pentingnya memahami kasus perundungan dan kekerasan seksual. Di mana kedua hal itu kerap terjadi di sekolah atau kampus. Perundungan dan Kekerasan Seksual termasuk dua hal dari dosa besar pendidikan nasional selain intoleransi.
Galieh memaparkan data hasil penelitihannya tahun 2023. Pada lima tahun terakhir terdapat 64 kasus kekerasan seksual di sekolah, 65 di kabupaten, dan 36 kasus di Batu. Sepanjang lima tahun terakhir terdapat 165 kasus kekerasan seksual di Malang Raya. Data tersebut menunjukkan sebesar 76% anak perempuan korban kekerasan seksual, perempuan dewasa 22%, dan hanya 2% anak laki-laki.
“Selain penanggulangan, pencegahan dari kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi juga penting. Kalau di sekolah sangatlah penting peran guru BK. Pihak sekolah atau kampus pun perlu proaktif dalam menyikapi 3 dosa besar pendidikan ini,” tegas perempuan yang juga dosen Fakultas Hukum UB itu.
Usai sesi materi, sesi diskusi pun berlangsung. Tanya jawab dimulai dengan peserta yang menanyakan tentang literasi digital, kasus lingkungan hidup, hingga kekerasan seksual di sekolah. Ada tiga pertanyaan yang diajukan dan dikupas tuntas oleh pemateri, Galieh Damayanti.
Tidak hanya sekadar diskusi, Muiz selaku moderator mengajak peserta untuk membuat konten edukasi baik infografis atau video. Dengan durasi 15 menit peserta merampungkan tugasnya. Semua konten dimuat di akun media sosial masing-masing.
Semua peserta dan panitia antusias mengikuti diskusi tersebut, termasuk kepala UPT PKM UB, Dr. Mohamad Anas. Diskusi dan pelatihan berjalan lancar hingga acara ditutup dengan foto bersama dan ramah tamah. Kegiatan ini juga terselenggara dengan baik dengan kerjasama dengan Lakpesdam NU Kota Malang, Gubuk Tulis, Duta Damai Jawa Timur, Toko Buku Oase, Oase Cafe & Literacy. (Dini/ Farha)
Apa yang dibahas dalam sesi diskusi yang dipandu oleh Al Muiz Liddinillah dari Oase Institute? kunjungi Telkom University