Malang – Pada malam purnama yang bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw, pemuda di Kota Malang mengadakan diskusi mengenai akar kekerasan terhadap perempuan pada Rabu, 18 September 2024, di Oase Cafe & Literacy.
Acara ini dihadiri puluhan pemuda dari berbagai komunitas dan kampus. Terselenggara atas kerja sama dengan Gubuk Tulis dan Oase Institute. Malam itu, tema yang dibahas adalah Kekerasan terhadap Perempuan dari Prespektif Agama.
Sebagai narasumber hadir Imam Nahei dan Nicky Widyaningrum, yang keduanya berpengalaman dalam kajian gender, perempuan, dan topik keagamaan. Diskusi juga dimeriahkan dengan penampilan musik.
Acara dipandu oleh Anindiya Ulhaq, sementara Ainurrahman, penyanyi asal Kangean, menyanyikan lagu-lagu untuk menghangatkan suasana.
Moderator Al Muiz Liddinillah menyatakan bahwa diskusi ini penting di tengah meningkatnya kasus kekerasan seksual di tempat-tempat suci, serta perlunya menelusuri akar kekerasan terhadap perempuan dari perspektif agama.
Nicky Widyaningrum menjelaskan bahwa kitab suci, termasuk Perjanjian Lama, masih sering memandang perempuan sebagai objek. Ia menegaskan bahwa kekerasan seksual sering kali digunakan sebagai alat legitimasi kekuasaan laki-laki dalam konteks budaya patriarki.
Ia juga menyebutkan bahwa lingkungan gereja pun tidak luput dari kekerasan yang sama, dan mereka berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi agar gereja menjadi tempat yang aman bagi semua.
Imam Nahei menambahkan bahwa akar kekerasan seksual sangat rumit dan berhubungan erat dengan budaya patriarki. Ia menggarisbawahi bahwa mitos dan tafsir yang keliru terhadap agama sering kali memperkuat kekerasan ini.
Ia menekankan perlunya membangun narasi alternatif dan kebijakan yang responsif terhadap gender. Sementara itu, Pendeta Nicky juga mengingatkan pentingnya perempuan berbagi pengalaman mereka agar suara mereka lebih didengar dan dipahami.