Perempuan merupakan makhluk yang memiliki peran penting dalam kehidupan, dari berbagai sudut dan hal, seorang perempuan juga memiliki peran yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari. Perempuan tidak hanya dipandang sebagai seorang makhluk yang lemah yang tidak memiliki skill atau tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas serta tidak dapat melakukan peran yang sama dengan seorang laki-laki di era perkembangan global.
Istilah “Al Ummu Madrasatul Ula” atau lebih jelasnya dikenal dengan istilah “Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya” mungkin sudah sering didengar, dari istilah tersebut dapat dipahami bahwa seorang perempuan merupakan tiang Negara dan menjadi kunci utama dalam melahirkan generasi-genarasi yang berakhlakul karimah. Oleh sebab itu, keberadaan seorang perempuan sudah seharusnya diberikan ruang sebagai bentuk atensi akan besarnya pengaruh serta peran seorang perempuan dalam kehidupan.
Saat ini masih banyak terjadi beberapa kasus atau peristiwa sangat miris yang sangat merendahkan keberadaan seorang perempuan, seperti misalnya masih maraknya kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan. Seharusnya hal tersebut mendapat perhatian yang lebih dari berbagai pihak untuk mendapat keadilan dan perlindungan.
Dengan maraknya kasus perundungan dan kekerasan pada perempuan secara fisik atau mental. Menjadi seorang perempuan yang dapat berpikir kritis dan logis di era saat ini sangatlah penting, agar dapat melindungi diri dari berbagai polemik yang saat ini banyak terjadi dikalangan perempuan, serta membantu memotivasi sesama perempuan yang mengalami tindak kekerasan dalam bentuk apapun agar mendapat ruang untuk lebih leluasa beradaptasi kembali, berkreasi dan berinovasi menciptakan hal-hal baru.
Mengapa perempuan harus bisa berpikir kritis dan logis di era teknologi global ini? Dan mengapa kita harus menjadi wanita yang aktif beradaptasi, berkreasi dan inovatif?
Seorang wanita yang dapat berpola pikir kritis dan logis cenderung akan lebih memiliki wawasan yang luas. Kemudian tidak mudah lemah secara mental dan dapat melindungi diri. Aktif beradaptasi adalah menadi seorang perempuan tidak hanya di lingkungan keluarga, namun aktif berada di lingkungan baru yang dapat menciptakan hal-hal yang positif untuk menambah wawasan yang luas agar memupuk mental yang lebih kuat.
Berkreasi dan inovatif adalah menjadi seorang perempuan yang dapat menciptakan hal-hal yang baru untuk memberikan ruang dalam peran perempuan dan untuk menepis beberapa statement perempuan merupakan makhluk yang lemah.
Saat ini banyak komunitas-komunitas yang didirikan oleh lembaga terkait dan juga komunitas yang dibuat oleh sekumpulan mahasiswa atau generasi millennial yang bertujuan untuk melindungi hak-hak perempuan dan memberikan ruang bagi perempuan-perempuan yang mengalami trauma fisik dan mental akibat peristiwa-peristiwa perudungan dan kekerasan yang banyak terjadi di negeri kita ini. Bukan hanya memberikan motivasi. Namun, juga memberikan dukungan dan memberikan semangat untuk generasi millennial agar dapat berfikir dan menyadari begitu besarnya peran seorang perempuan. Perempuan harus dilindungi dan dihargai keberadaanya.
Menjadi perempuan independen dan mandiri bukanlah sebuah kesalahan yang menjadikan sebuah alasan bagi seseorang untuk menyudutkan perempuan, ataupun bukan bermaksud untuk mengambil peran dari seorang laki-laki. Justru menjadi seorang perempuan mandiri merupakan jalan yang dipilih oleh seorang wanita untuk memperoleh pengalaman yang lebih luas, sekaligus dapat tetap menjalankan perannya menjadi seorang madrasah utama bagi anaknya.
Kekerasan dan pelecehan serta perundungan terhadap perempuan dapat dicegah sejak dini dengan memberikan edukasi kepada generasi-generasi muda saat ini di lingkungan pendidikan, memberikan pengertian bahwa perempuan adalah makhluk yang harus dilindungi, dihargai, serta di hormati. Karena kita juga terlahir dari Rahim seorang ibu, ibu juga seorang perempuan yang memiliki peran besar dalam kehidupan anak-anaknya.
Stop kekerasan pada perempuan dalam bentuk apapun!
Penulis: Zuliyanah, S.Pd.
Editor : Akbar Trio Mashuri (redaksi Duta Damai Jatim)