Seiring dengan berkembang zaman dengan ditandai teknologi semakin canggih dan modern, sebagai generasi millennial seharusnya tetap melestarikan atau setidaknya mengetahui beberapa tradisi atau budaya pada zaman dahulu. Tentunya saat ini sudah jarang ditemukan ditengah gempuran perkembangan teknologi dan zaman yang semakin modern.
Sebenarnya banyak peradaban/tradisi zaman dahulu yang sangat menarik untuk diteliti atau dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda dizaman modern ini. Mengapa peradaban/tradisi zaman lampau sangatlah penting dan menarik untuk kita ketahui dan kita perkenalkan dikalangan generasi muda saat ini?
Di Indonesia ini banyak beberapa tradisi yang masih dijalankan atau masih dilestarikan di beberapa daerah tertentu. Misalnya, tradisi Sedekah Bumi yang masih dilestarikan di beberapa daerah di Indonesia. Walaupun mungkin kita ketahui juga bahwa tradisi sedekah bumi ini mungkin sudah tidak dilaksanakan lagi di beberapa daerah tertentu.
Apa sih Tradisi Sedekah Bumi itu? Dan keberadaannya sejak kapan? Lalu, untuk apa?
Sedekah Bumi merupakan tradisi yang sudah ada dari nenek moyang dahulu. Sedekah Bumi atau lebih terangnya kebanyakan orang di Jawa menyebutnya dengan istilah Tegal Deso menurut cerita orang-orang sepuh terdahulu adalah suatu tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dahulu yang dilakukan setelah panen padi dan bertujuan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan rezeki yang diberikan. Biasanya dilakukan dengan cara membawa beberapa Tumpeng dengan kelengkapan lainnya juga bungah yang dibawah ke salah satu tempat di satu desa yang memang menjadi punden atau makam yang dituakan di desa tersebut.
Namun, ada juga cerita versi lain yang memaknai bahwa sedekah bumi merupakan tradisi yang setiap tahun diadakan oleh beberapa orang di desa tertentu dengan tujuan mungkin untuk memperingati haul atau mengirim do’a untuk leluhur/wali/Orang yang pertamakali babat alas di satu desa yang ditempati tersebut.
Seiring dengan perkembangan saat ini kebanyakan masyarakat desa melaksanakan/memperingati hari sedekah bumi/Tegal deso tersebut dengan cara membuat beberapa rangkaian acara yang mungkin sudah berbeda dengan cara pelaksanaan pada zaman dahulu.
Adapun di daerah lainnya, melaksanakan tradisi tersebut pada Bulan Muharram. Biasanya panitia peringatan sedekah bumi ini membuat beberapa rangkaian agenda acara yang disetujui semua orang sebagai bentuk peringatan haul sesepuh yang babat alas tanah desa. Diantaranya semua orang datang ke makam pendahulu desa untuk berziarah, kemudian membuat tumpeng yang dilanjutkan dengan kirim do’a, saat malam hari dilanjutkan dengan sholawat bersama sekaligus pengajian dengan kyai.
Perlu diketahui bahwa acara sedekah bumi di setiap daerah biasanya memiliki cara tersendiri yang sesuai dengan sejarah dan tradisi di daerah atau tempat tinggalnya masing-masing. Kita sebagai millennial seharusnya bisa mencari tau atau mengikuti tradisi ini. Karena saat ini generasi muda lah yang seharusnya lebih giat untuk mencari tau atau melestarikan beberapa tradisi di Negeri kita yang yang saat ini sudah perlahan hilang karena tergerus arus zaman.
Jadi, mari kita menjadi pemuda yang bergerak untuk berupaya mencari wawasan lebih luas lagi tentang sejarah dan tradisi di Indonesia. Memperkenalkan tradisi Sedekah Bumi kepada yang lain agar menjadi tradisi yang menarik dan dapat dilestarikan lebih banyak lagi.
Penulis : Zuliyanah, S.Pd
Editor : Akbar Trio Mashuri