Maraknya isu-isu yang menebarkan kebencian terkait peringatan Hari Natal akhir-akhir ini, perlu dijadikan refleksi bersama. Apakah manusia sekarang telah hilang rasa persaudaraannya dengan sesama manusia. Sebagai generasi yang masih sadar akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, sudah seharusnya kita tidak menutup diri dengan hal-hal seperti ini. Keterbukaan pemikiran untuk mengaktualisasikan toleransi tidak hanya dalam tulisan namun juga dalam kehidupan nyata, juga perlu agar paham-paham radikal tidak mudah tumbuh ditengah-tengah masyarakat kita.
Hal ini yang kemudian dilakukan oleh teman-teman Duta Damai Jawa Timur untuk ikut serta dalam menebarkan pesan damai natal, dengan ikut serta berpartisipasi dalam Safari Damai Natal yang diadakan oleh Komunitas Gusdurian Malang. Kegiatan Safari Damai ini sudah berlangsung sejak tahun 2013, dimana Penggerak Gusdurian Malang melakukan safari damai pada perayaan hari-hari besar semua agama. Dengan mendatangi rumah-rumah ibadah tiap-tiap agama yang sedang merayakan.
Momentum Natal 2019 penggerak Gusdurian Malang mengadakan Safari Damai di dua gereja yang ada di Malang. Kegiatan Safari Damai Natal dimulai sejak Malam Misa Natal pada tanggal 24 Desember 2019. Dengan mengunjungi GKJW Jemaat Sukun Malang. Acara dimulai selepas maghrib, teman-teman dari Duta Damai Jawa Timur dan Penggerak Gusdurian Malang disambut hangat dan berbahagia oleh pihak gereja, dengan disediakan tempat khusus didekat panggung utama acara. Suatu penghormatan yang sangat tinggi atas nilai persaudaraan. Bukan lagi memandang apa agama yang dianut, tapi lebih kepada esensi sesama manusia yang saling bersaudara satu Tanah Air, Indonesia.
Selama acara berlangsung banyak pesan damai tentang kemanusiaan yang disampaikan melalui kisah Punokawan yang dilakonkan dalam drama sederhana. Meskipun sederhana, pesan-pesan damai agar sesama manusia bersahabat dan menghindari permusuahan adalah hal besar yang menjadi hikmah tersendiri di sini. Banyak dari kita, yang beranggapan bahwa mengucapkan Selamat Natal adalah haramdan masuk gereja menyebabkan berkurangnya kadar keimanan bahkan murtad. Hal ini yang mendasari nilai-nilai kemanusiaan terkikis dari generasi saat ini. Mereka merasa takut untuk berteman dengan orang berbeda agama. Bahkan menganggap agamanya paling benar, yang kemudian menjadi cikal bakal munculnya paham radikal.
Dipenghujung acara, ditutup dengan pembacaan doa, saudara-saudara di GKJW Jemaat Sukun juga memiliki rasa toleransi dan sikap menghargai yang sangat tinggi. Beliau mempersilahkan teman-teman dari Duta Damai Jawa Timur dan Gusdurian untuk naik ke atas panggung. Dan ikut berdoa, namun dengan keyakinan masing-masing individu. Mementum langka yang sangat membahagiakan, ikut menyaksikan kekhidmatan ibadah umat yang berbeda agama dengan disatukan oleh rasa persaudaraan.
Safari Damai Natal masih berlanjut, tepat di Hari Natal 25 Desember 2019. Kali ini bertempat di Gereja Katolik Paroki Santo Vicentius A Paulo Langsep. Sedikit berbeda dengan acara di GKJW Jemaat Sukun, karena acara ini dimeriahkan oleh Penari Sufi dari Gubuk Sufi Jabung. Suatu hal yang langka ada iringan Shalawat Nabi dan Tari Sufi dalam peringatan Natal. Suatu kebahagiaan tersendiri bagi pihak gereja, dihadiri oleh teman-teman Duta Damai Jawa Timur dan juga Penggerak Gusdurian Malang, yang kebanyakan berbeda agama dengan mereka. Ditambah dengan adanya penampilan Tari Sufi yang diiringi rebana, menjadi hal yang sangat menarik dan unik di Perayaan Natal ini.
Selaku Koordinator Duta Damai Jawa Timur, Abdik Maulana merasakan kebahagiaan tersendiri bisa ikut serta dalam kegiatan Safari Damai Natal kali ini. Karena sebagai generasi muda bangsa sudah seharusnya kita menebar perdamaian untuk menjaga persaudaraan sesama manusia. Salah satunya adalah dengan kegiatan Safari Damai Natal ini. Setidaknya dengan ikut serta menebarkan pesan damai kita juga mencegah timbulnya paham-paham radikal ditengah-tengah masyarakat yang mengancam keutuhan bangsa. Memang menjadi suatu hal mendasar untuk merawat toleransi dan rasa persaudaraan sesama manusia, agar kita tidak merasa menjadi yang paling benar kemudian.
Selamat Natal untuk saudara-saudara yang merayakan. Semoga kebahagiaan dan kedamaian menyertai kita semua umat manusia. Karena sejatinya setiap agama memiliki tujuan suci yang sama, yakni “Kedamaian dan kebahagiaan seluruh umat manusia dalam bingkai persaudaraan” Sehingga, jangan kemudian menjadikan agama memiliki wajah buruk dengan mengklaim bahwa ajaran agama lain adalah salah, dan hanya agama yang dianutnya sendiri yang paling benar.
Penulis: Nuril Qomariyah