Mahasiswa sebagai generasi penerus sekaligus sebagai agent of change di masa depan bagi bangsa memiliki peranan penting dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa. Adanya diskusi interaktif ini yang bertemakan “Meneropong Pancasila dalam Bidang Pendidikan” untuk membahas pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila oleh oknum-oknum yang berkecimpung dalam bidang tersebut.
Kegiatan Jagongan, diadakan pada Kamis, 06 Juni 2024, kerjasama antara mahasiswa Ilmu Perpustakaan Universitas Brawijaya, Gubuk Tulis, dan Duta Damai BNPT-RI Regional Jawa Timur diikuti 20 peserta dari berbagai mahasiswa Perguruan Tinggi di Kota Malang.
Munculnya kebijakan terkait penerimaan murid sekolah dari tingkat dasar hingga tingkat menengah tentang jalur penerimaan murid yang terdiri dari empat jalur, yaitu jalur afirmasi, jalur prestasi, jalur mutasi, serta jalur zonasi.
Lantas ketika mengetahui anaknya tidak diterima di sekolah manapun dan tidak mampu bersekolah di swasta, apakah orang tua murid tersebut harus berpangku tangan “Pasrah” menerima hal yang tidak adil tersebut?
Dalam konteks lain, mengenai keadaan calon mahasiswa dan calon orang tua mahasiswa yang meronta-ronta terkait kenaikan UKT perguruan tinggi, apakah mereka juga harus tetap berpangku tangan “Pasrah” akan hal tersebut? Mungkin bisa saja “Pasrah” bagi mereka yang mampu, lantas bagaimana bagi mereka yang tidak mampu? Apakah juga berpangku tangan “Pasrah” menerima keadilan tersebut disaat Sila Kedua dan Sila Keempat Pancasila menyebutkan kata adil?
Disinilah kemudian mahasiswa harus memainkan peranannya sebagai agent of change untuk melakukan gerakan perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan yang dapat dianggap tidak adil dan berkeadilan serta tidak beradab bagi sebagian besar masyarakat.
Lebih dari itu, mahasiswa yang juga secara tidak langsung sebagai oposisi pemerintah, berhak dan berkewajiban untuk menentang kebijakan-kebijakan yang bisa dianggap merugikan rakyat tersebut. Walaupun pada faktanya, peran ini kemudian dibatasi oleh aturan-aturan dan kebijakan lainnya yang lebih besar.
Akan tetapi, seperti yang dikatakan oleh Pemantik Kedua, Afian Fawaidil Wafa, M.Pd sebagai dosen PPKn, penting pula untuk diketahui bahwa tujuan pendidikan Pancasila yang dipelajari secara terus menerus mulai dari sekolah dasar hingga sampai perguruan tinggi
adalah untuk menjadikan mahasiswa sekaligus masyarakat sebagai pribadi yang dapat berpegang teguh dengan Pancasila dan mampu berpikir kritis dalam segala kondisi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila tersebut.
Ketika terjun langsung ke lingkungan bermasyarakat, mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmunya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang ada. Lebih dalam lagi, pendidikan Pancasila menuntut mahasiswa untuk pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berperilaku dan berkeperibadian sesuai hati nurani mengikuti perkembangan zaman yang ada untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera.
Sebagai mahasiswa sekaligus masyarakat, penting bagi kita untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Menurut Pemantik Pertama, M. Amin Pure, Aktivis Anti Korupsi, mahasiswa harus mampu bersikap tegas dan melawan mereka yang secara struktural lebih mampu dan lebih bersikap Pancasila demi keadilan masyarakat yang sesungguhnya.
“Karena kondisi saat inilah yang kemudian menjadikan perlawanan tersebut tidak hanya cukup dengan lontaran ayat-ayat suci, tetapi juga bagaimana mahasiswa harus berpikir kritis mencari alasan mendasar dalam menyikapi dan menolak hal-hal yang dapat dianggap merugikan sebagian besar masyarakat dan menguntungkan sebagian pihak.” jelasnya.
Oleh karena itu, diikuti dengan gerakan perlawanan mahasiswa tersebut, penting bagi kita sebagai masyarakat Indonesia untuk turut serta mempertahankan ideologi Pancasila di era dan kondisi saat ini demi menjaga identitas bangsa dan mensejahterakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diskusi interaktif, studi literatur, dan mengikuti seminar untuk menambah pemahaman serta kesedaran diri sebagai warga negara yang baik. Sehingga dengan adanya pemahaman yang lebih baik mengenai Pancasila, kita dapat melakukan kontribusi yang benar-benar nyata yang bukan hanya omong kosong belaka di lingkungan masyarakat untuk menciptakan perubahan perilaku demi mewujudkan kesejahteraan dan keadilan yang sesungguhnya sesuai nilai-nilai Pancasila.
Penulis : Jini Satira (Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Universitas Brawijaya)
Editor : Akbar Trio Mashuri (Redaksi Duta Damai Jawa Timur)