Senin (06/07), Duta Damai Jawa Timur menyelenggarakan acara bertajuk “Cangkru’an Online (Cangkol)” melalui aplikasi Zoom. Tema Cangkru’an dipilih karena dianggap cocok untuk menciptakan kebersamaan dan merupakan perilaku khas anak muda Jawa Timur. Kecocokan itulah yang menjadi harapan bahwa Cangkol ini akan berlangsung lama dari yang direncanakan dengan banyak antusias melalui pertanyaan ataupun pernyataan dari peserta Cangkol.
Cangkol ini diselenggarakan untuk sharing sessionbersama aktivis-aktivis kedamaian dengan dipandu oleh W. Andika Adikrisna seorang Public Speaker Muda dan Abdik Maulana yang merupakan Koordinator Duta Damai Jawa Timur yang akan menceritakan perjalanan Duta Damai Jawa Timur. Kemudian ada Nishya Nayla, seorang Dosen dan sekaligus Presenter TV yang akan berbagi tentang Keaktifannya di Duta Damai Jawa Timur. Hadir juga Rico Ferdiantoro, Ketua PMII Fakultas Hukum UMM untuk berbagi pengalaman tentang dinamika menghadapi gerakan radikalis intoleran di dalam kampus. Dan merupakan kehormatan tersendiri karena Diamantin R. Aisy, Koordinator Duta Damai Indonesia juga turut membersamai untuk berbagi tentang sejarah dan ruang lingkup Duta Damai.
W. Andika Adikrisna mengawali sesi dengan sapaan akrab kepada peserta yang hadir, kemudian dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada Abdik Maulana untuk menjelaskan struktural dan kegiatan yang telah dilakukan Duta Damai Jawa Timur. Dijelaskan bahwa Duta Damai Jawa Timur memiliki tiga bidang struktural yang bergerak aktif untuk menebar konten positif di dunia maya sebagai langkah preventif terhadap propaganda radikalisme dan terorisme. Tiga bidang tersebut meliputi: bidang IT, bidang Blogger, dan bidang DKV yang aktif di berbagai media seperti instagram, facebook, website/blog, dan youtube.
Cangkol berlanjut dengan penjelasan oleh Diamantin R. Aisy mengenai sejarah dan ruang lingkup Duta Damai. Dijelaskan bahwa Duta Damai pada awalnya merupakan relawan yang membantu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap tindakan propaganda yang tersebar di dunia maya. Karena aksi jihad media yang aktif dan sudah tersebar di 13 regional, akhirnya Duta Damai diresmikan menjadi bagian BNPT melalui Peraturan Badan Nasional dalam Bagian Pencegahan, Perlindungan, Dan Deradikalisasi dengan Sub Bagian Pencegahan. Peresmian tersebut merupakan kejelasan peran dan fungsi yang harus dijalankan oleh Duta Damai, namun hal ini bukan berarti Duta Damai tidak bisa mengeksplor diri untuk berkembang. Diamantin R. Aisy juga menjelaskan bahwa Duta Damai bisa dieksplor sesuai dengan karakteristik tiap regional, tanpa ada batasan asal tetap dengan tujuan menebarkan pesan kedamaian.
Kemudian dilanjutkan sesi berbagi oleh Nishya Nayla yang menceritakan tentang pengalaman selama aktif di Duta Damai. Nishya Nayla menceritakan bahwa ketika aktif di Duta Damai itu tidak akan mengganggu aktivitas utama seseorang, karena di Duta Damai lebih bergerak dan berproses di dunia maya. Kebetulan Nishya Nayla juga aktif sebagai blogger yang membagikan konten-konten positif tentang kegiatan selama pandemi, pengalaman mengajar, dan banyak hal bermanfaat lain. Nishya Nayla juga menceritakan bahwa ketika berproses di Duta Damai kemampuan atau kompetensi yang dimiliki akan berkembang, sebagai bukti bahwa Nishya Nayla berhasil memeroleh kesuksesan yang lebih cemerlang setelah bergabung di Duta Damai.
Cangkol terus berlanjut dengan pembahasan tentang dinamika menghadapi gerakan radikalis intoleran di kampus. Pembahasan tersebut disampaikan oleh Rico Ferdiantoro dengan menceritakan pengalamannya selama menjadi aktivis di kampus UMM. Berdasarkan pengalaman Rico Ferdiantoro bahwa salah satu ciri gerakan radikalis intoleran adalah kurang menghargai perbedaan dengan mempermasalahkan masalah furu’iyahyang ada dalam kehidupan. Kemudian Rico Ferdiantoro menjelaskan salah satu cara untuk membentengi mahasiswa agar tidak terbawa gerakan radikalis intoleran adalah dengan bergabung dalam komunitas moderat yang ada di dalam ataupun di luar kampus. Penjelasan Rico Ferdiantoro bermanfaat untuk bekal para Duta Damai sebelum melaksanakan aksi pencegahan dalam menghadapi aksi gerakan radikalis intoleran.
Cangkol dilanjut dengan respon dari para peserta Cangkol untuk memberikan tanggapan, pertanyaan, ataupun pernyataan berkaitan dengan Duta Damai. Berbagai respon pun datang silih berganti dari para peserta, terhitung sejumlah 17 peserta Cangkol yang merespon. Salah satu peserta ada yang membuat pernyataan secara langsung yang menunjukkan ketertarikannya untuk bergabung dengan Duta Damai. Ada juga yang merespon bahwa duta damai perlu dikembangkan dengan lebih aktif dalam media-media online dengan desain yang lebih menarik. Ada juga yang mengaitkan dunia pendidikan dengan peningkatan peran dan fungsi Duta Damai. Ada juga yang penasaran dengan jaringan terorisme. Ada yang langsung spesifik menanyakan langkah pencegahan bagaimana yang harus dilakukan. Ada yang menanyakan bentuk pengembangan kegiatan Duta Damai Jawa Timur. Respon-respon tersebut merupakan wujud rasa penasaran dan ketertarikan peserta untuk bergabung bersama Duta Damai Jawa Timur untuk menebar rangkaian kebermanfaatan.
Cangkol pun diakhiri dengan senyuman penyelenggara karena banyaknya respon dari peserta. Peserta pun turut tersenyum karena rasa penasaran dan ketertarikannya bisa terjawab dengan penjelasan dari para pengurus Duta Damai. Momen ini pun tidak dibiarkan berlalu begitu saja, maka diabadikanlah momen tersebut dalam screen capturesebagai bagian kenangan indah dalam kehidupan. Dan akhirnya semua yang terlibat dalam Cangkol memeroleh tambahan bekal kedamaian. Semoga tambahan bekal kedamaian dalam Cangkol ini terwujud dalam rangkaian kebermanfaatan di kemudian hari. Salam damai.
Penulis: Ainur Rohim (Pemuda pecinta perdamaian/ calon duta damai Jawa Timur)