Jakarta-Hari Ketiga Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Duta Damai Dunia Maya dan Duta Damai Santri dibuka dengan Workshop pada Rabu, 28 Desember 2022.
Acara dibuka langsung Oleh Kolonel Pas. Sujatmiko selaku Kasubdit Kontra Propaganda BNPT RI. Dalam sambutannya beliau menyampaikan agar selalu mawas diri dan kedepan lebih berhati-hati “kita selalu menggunakan pendekatan lunak dan pendekatan smart sebagai upaya pencegahan intoleransi dan radikalisme” tambahnya.
Pada sesi pertama workshop diisi oleh Kang Maman Suherman selaku Pegiat Literasi dengan tema “Peran dan Penggunaan Media dalam Memberikan Pemahaman Toleransi dan Moderasi Beragama”.
Kang Maman Menyampaikan bahwa ada perbedaan identitas antara generasi Kolonial dan Millenial. Jika dahulu Kolonial hanya memiliki identitas Warga Negara Indonesia, sekarang Millenial selain memiliki identitas Warga Negara Indonesia juga memiliki Identitas Warganet. Hal ini dibuktikan dengan data 170 juta pengguna media sosial di Indonesia yang didominasi oleh generasi Millenial.
“Media sosial adalah media yang murah dan mudah untuk menjual gagasan kerukunan dalam kemajemukan, maka perlu menciptakan Novum Habitus (Perilaku baru). Pengalaman hidup berbhinneka lebih menarik dibagikan di media sosial untuk menjadi perekat bukan menjadi peretak” tambahnya
Selanjutnya, sesi kedua diisi oleh Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid selaku Direktur Pencegahan BNPT RI dengan tema “Pencegahan Paham Radikal Terorisme melalui Pendekatan Kebangsaan dan Strategi Pencegahan Terorisme bagi Duta Damai Dunia Maya”.
Nurwakhid menyampaikan bahwa secara ketauhidan Tuhan kita sama Tuhan Maha Esa. Hanya secara konsep Ketuhanan berbeda.
“Ulama besar Maulana Jalaluddin Rumi mengenal Tuhannya melalui seni. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan Maha Seni. Bahkan Tuhan menciptakan sidik jari manusia berbeda tidak ada yang sama” tuturnya.
Kegiatan yang diikuti pemuda pemudi dari 18 Provinsi itu diakhiri dengan Capacity Building sebagai Rencana Tindak Lanjut Workshop tersebut.
Penulis Moh Yajid Fauzi