Pada bulan juni ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan yang terjadi hampir merata di seluruh Indonesia. Kerumunan massa yang terjadi pada saat hari raya lebaran tahun ini dan euforia vaksin diaanggap sebagai penyebab peningkatan kasus Covid-19. Ini menjadi gelombang peningkatan kasus tertinggi dalam tahun ini sehingga masyarakat diharuskan tetap menjaga protokol kesehatan. Pemerintah juga tidak henti-hentinya mensosialisakan tentang memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. Tidak hanya pemerintah yang melakukan sosialisasi protokol kesehatan tapi juga harus disokong elemen-elemen masyarakat lain, seperti tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Dalam agama islam, setiap orang wajib melakukan ikhtiar menjaga kesehatan dan menjauhi setiap hal yang dapat menyebabkan terpapar penyakit, karena hal itu merupakan bagian dari menjaga tujuan pokok beragama (al-Dharuriyat alKhams).
Alkisah pada masa sahabat nabi, Umar bin Khatab menempuh perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, beliau mendapat kabar bahwa pada Syam terjadi wabah penyakit. Abdurrahman bin Auf mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Bila kamu mendengar wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika wabah terjadi wabah di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.’
Peran ulama dalam masa pandemi ini sangat penting. Ulama juga harus menjadi garda depan dalam mensosialisikan kepada masyarakat tentang bagaimana tetap menjaga protokol kesehatan, sebagai bentuk penerapan tujuan pokok dari ajaran agama islam yaitu menjaga diri. Hal ini sangat penting karena masih banyak umat islam yang bersikap teodisi atau fatalism, yaitu bersikap pasrah kepada keadaan dan menyatakan bahwa kematian ada di tangan Allah tanpa melakukan pencegahan dan lain sebagainya.
Kehadiran ulama dengan bahasan agama dalam masa pandemi ini sangat diperlukan oleh masyarakat yang sedang mengalami krisis, tegang dan bimbang. Ulama merupakan representasi dari ajaran agama islam untuk menghadapi pandemi ini. Pengetahuan para ulama, dalam praktik kehidupan keseharian menjadikan contoh sentral perilaku hidup sehat di tengah-tengah masyarakat saat krisis Covid-19. Berbagai aspek kehidupan masyarakat dituntut berubah secara cepat ketika menghadapi krisis Covid-19.
Ulama sebagai tokoh sentral dan strategis dalam masyarakat, berkewajiban membantu upaya, turut hadir, dan berperan untuk memberikan data dan informasi terkait penanganan pandemi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat umum. Langkah dan tindakan cepat yang bersifat strategis dalam penanganan pandemi Covid-19 wajib segera diinformasikan dan sampai kepada masyarakat sebagai wujud komunikasi dan edukasi hidup sehat. Ini sangat membantu mengantisipasi untuk tidak tertular virus. Masyarakat dengan cepat dapat memahami prosedur yang perlu dilakukan jika sampai terinfeksi. Sehingga jika salah satu dari warga terinfeksi virus ini, masyarakat disekitar memahami penananganannya sehingga tidak terjadi penyebaran lagi.
Ulama lewat organisasi keagamaan merupakan salah satu jalan yang bisa ditempuh karena kondisi masyarakat yang majemuk, yang terbagi atas beberapa organisasi masyarakat berlandaskan agama. Di Indonesia terdapat dua ormas agama terbesar yaitu NU dan Muhammadiyah, ulama pada kedua organisasi ini sangat berperan penting dalam pandemi Covid-19 di Indonesia. Tidak hanya pada level spiritual yang dilakukan oleh para ulama, akan tetapi melewati ormas ini juga membantu pada level ekonomi, seperti halnya para ulama Muhammadiyah yang membuat progam ta’awun sosial atau tolong-menolong. Ta’awun sosial ini dilakukan dengan memberikan bantuan sembako kepada warga yang terdampak Covid-19.
Dengan peran ulama sebagai garda depan yang berinteraksi kepada masyarakat langsung, baik sebagai jembatan informasi dari pemerintah terhadap masyarakat, di level spiritual bahkan level ekonomi. Peran ulama diharapkan menjadi jalan masyarakat untuk taat akan protokol kesehatan dan menerapkan perilaku hidup bersih serta sehat sehingga pandemi Covid-19 akan segera berakhir.
Penulis: Yahya Efendi, Malang-Jawa Timur