Tidak bisa dipungkiri, penyetan bebek, ayam, lele, dan tahu tempe Cabang Purnama tetap menjadi idola khalayak. Rasa yang khas, ditambah porsi banyak membuat orang tertarik untuk membeli makan di Cabang Purnama. Anehnya, kita tidak bisa menemukan Cabang Purnama yang asli Purnama, bukan Cabang. Alih-alih banyak orang-orang Madura yang membuka penyetan Cabang Purnama yang tidak pernah tau mana pusatnya.
Hadirnya cabang-cabang Penyetan Purnama membuat lapangan pekerjaan masyarakat semakin bertambah, memulai usaha kuliner untuk menambah perekonomian keluarga dan memberikan pilhan kepada masyarakat daftar makanan yang bisa dibeli saat malam hari.
Tidak hanya itu, muncul bentuk solidaritas yang sangat kuat. Bagaimana tidak? jika ditinjau dari segi brand, tentu kita tidak terlepas dari membeli sebuah brand atau merek tersebut untuk berjualan produk yang mereka jual. Namun, berbeda hal dengan Cabang Purnama, mereka tidak membeli brand atau prodak mereka, melainkan membuka atas dasar resep yang sudah mereka pelajari.
Solidaritas terbentuk dari penjual sesama penyetan Cabang Purnama yang kebanyakan orang asli Madura. Mereka mampu membuka sebuah lapangan pekerjaan yang didasari oleh kekeluargaan sesama asli pribumi Madura. Perilaku ini yang patut dicontoh dan diajarkan kepada anak-anak, bahwa membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
Konsep solidaritas yang diambil dari penelitian skripsi mahasiswa IAIN Ambon, perilaku yang sama ditunjukkan oleh penjual penyetan Cabang Purnama, yakni saling percaya antara anggota dalam satu kelompok atau komunitas. Orang saling percaya, maka mereka akan menjadi satu persahabatan, saling menghormati, terdorong untuk bertanggung jawab dan memperhatikan sesama.
Selama keberlangsungan usaha tidak menemukan catatan saling bermusuhan antara sesama penjual penyetan. Lagi-lagi bisa menjadi role model bagi orang yang hendak membuka usaha yang sama tidak ada rasa iri dan dengki, apalagi menyebarkan berita hoax kemana-mana, lebih parahya membuat isu di media sosial yang disebar luaskan.
Banyak kejadian disekitar saya yang tidak suka dengan sesama penjual sembako, masalahnya terletak pada harga dan jarak. Sehingga muncul informasi yang menjelekkan toko yang lebih murah barang dagangannya, dianggap merusak harga pasar, mencoba menjatuhkan usaha, dan mencaci langganan yang beralih ke toko yang lebih murah. Kejadian tersebut berbanding terbalik dengan penjual penyetan Cabang Purnama yang memiliki kelembutan dan jiwa sosial yang tinggi untuk saling membantu satu sama lain.
Konsep saling membantu sejalan dengan tradisi yang ada di jawa timur, yakni tolong menolong antar tetangga maupun orang lain. Apabila warga yag terkena musibah, warga berinisiatif untuk membantu, dilihat dari kasus musibah sakit, sambat, dan membantu jika ada pekerjaan yang sifatnya memerlukan bantuan orang banyak.
Keterbukaan pikiran menjadi salah satu penyebab guna meminimalisir adanya pertikaian dan informasi yang merugikan pemilik usaha. Adanya perkambangan zaman membuat tuntutan inovasi dalam bisnis sangat diperlukan, cara-cara inilah yang bisa kita pakai agar terhindar dari adanya pertikaian tersebut.
Akankah kita menjadi manusia dengan pemikiran yang tidak open minded?
Sikap sportif harus dimiliki oleh setiap pemilik usaha kuliner, menerima kritikan dalam segi rasa makanan, tempat makan, penyajian, dan fasilitas. Ditambah saling mendukung antar pegadang, seperti halnya yang dilakukan sesama penjual Penyetan Cabang Purnama. Meskipun banyak dukun di Jawa Timur, tidak ada kasus menyantet sesama penjual penyetan dengan dalih merusak atau mengambil lahan rezeki. Tidak ada kasus pembunuhan menggunakan celurit, meskipun khas dari Madura adalah celurit.
Penulis: Akbar Trio Mashuri (Duta Damai jawa Timur)