Internet menjadi sebuah bagian perjalanan dari perkembangan paling baru di era globalisasi ini. Sehingga sangat wajar jika saat ini pola komunikasi setiap orang juga mengalami perubahan. Tidak lagi terbatas jarak dan waktu, akses teknologi informasi dan komunikasi era sekarang menghapus sekat-sekat tersebut. Dari belahan dunia mana pun dan kapan pun, informasi dapat dengan mudah diakses oleh siapa pun.
Namun dengan beberapa kelebihan tersebut terdapat banyak hal yang juga harus diwanti-wanti dan diperhatikan. Agar kemajuan teknologi tersebut tidak menjadi bumerang yang justru menjadi penghancur peradaban manusia. Tak terkecuali bagi bangsa Indonesia, terdapat tantangan tersendiri dalam menghadapi perkembangan globalisasi yang satu ini. Sebagai salah satu pemilik jumlah penduduk terbesar di dunia, bangsa Indonesia harus ekstra dalam mengawasi dan mengelola dengan baik perkembangan globalisasi yang satu ini. Agar apa yang telah diajarkan dan cita-cita luhur para pendahulu bangsa Indonesia mampu di raih dan dijaga sampai kapan pun itu.
Bangsa Indonesia dengan segala keberagamannya bukanlah sebuah rahasia di mata dunia, terlebih dengan itu semua, bangsa ini mampu hidup berdampingan. Sejarah mencatat bahwa dengan persatuan dari seluruh bagian bangsa tanpa terkecuali yang saling berbagi peran akhirnya bangsa ini mampu memerdekakan diri dari penjajahan. Sehingga persatuan merupakan suatu hal yang memang seharusnya menjadi ruh atau jati diri bangsa ini. Yang sejak dari pendahulu bangsa ini sudah ditanamkan untuk hidup damai saling berdampingan.
Belakangan kisah manis tentang persatuan bangsa ini sedikit terusik oleh ulah oknum yang menganggap suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) sebagai sebuah komoditas. Komoditas yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi baik itu politik mauapun ekonomi ataupun yang lainnya. Dengan kata lain isu SARA dimanfaatkan justru untuk kepentingan segelintir orang yang justru memecah belah bangsa. Pun demikian hal ini juga menjadi kekhawatiran tersendiri ketika sentimen isu SARA masuk pada dunia maya. Dimana hal tersebut bisa diakses oleh siapa pun yang terhubung dengan internet. Tanpa ada proteksi diri dari masing-masing maka sentimen isu SARA ini bisa perlahan merusak persatuan bangsa Indonesia.
Proteksi diri ini lah yang semestinya kita bangun mulai sekarang, yaitu proteksi diri untuk lebih bijak dalam beraktivitas dalam dunia maya. Dunia maya sebagai bagian dari dinamisnya globalisasi, sudah seharusnya diisi dengan hal-hal positif yang menguatkan jati diri bangsa. Lewat dunia maya seharusnya seorang mampu untuk lebih maju, toleran, beradab, dan berkemajuan. Bukan malah sebaliknya, menjadikan seseorang yang bersumbu pendek dan mudah menghakimi dengan klaim-klaim yang menciderai persatuan dan kesatuan bangsa.
Proteksi diri dapat dilakukan dengan dua hal, yang pertama menjadikan diri sebagai pribadi yang menolak lupa. Pesan untuk menolak lupa ini juga pernah disampaikan oleh Bung Karno proklamator Indonesia yang berbunyi “jangan sekali-kali lupa sejarah”. Sejarah menjadi poin utama yang mesti diketahui seseorang, minimal dengan sejarah seseorang akan mempunyai modal untuk bersikap. Sejarah disini bukan hanya sejarah tentang bagaimana persatuan dan kesatuan dari bangsa Indonesia yang telah dipupuk telah lama sejak masa pendahulu bangsa. Melainkan juga beberapa sejarah kelam seperti peristiwa yang melibatkan etnis Tionghoa dan pribumi di tahun 1999, peristiwa melibatkan suku Dayak dan Madura di Sampit tahun 2001 misalnya. Dengan mampu mengambil pelajaran penting dari peristiwa-peristiwa tersebut maka diharapkan seorang akan memiliki kesadaran tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. Dengan mengetahui sejarah, maka seseorang juga akan lebih memiliki kemampuan klarifikasi yang kuat dan tidak mudah termakan isu yang tersebar di dunia maya.
Yang kedua adalah menjadikan diri seorang peace maker yaitu seorang yang terlibat langsung dalam menciptakan perdamaian dan persatuan bangsa. Khususnya di dunia maya maka seorang peace maker akan mengisi konten-konten dunia mayanya dengan pesan-pesan yan mendamaikan dan menolak sentimen isu SARA di dunia maya. Bijak dalam beraktivitas di dunia maya, tidak serta merta menghakimi, jauh lebih selektif dan mengklarifikasi setiap isu yang ada. Klarifikasi menjadi satu hal yang sangat penting sebab dengan adanya klarifikasi seorang tidak akan mudah terjerumus dalam pusaran penyebaran isu-isu pecah belah. Dewasa ini kita tahu sendiri bahwa sebuah isu akan menjadi cepat sekali tersebar di dunia maya, hanya saja tidak semua yang ikut menyebarkan tersebut mengetahui secara penuh perihal isu yang ada. Dengan komitmen menjadikan diri sebagai bagian dari peace maker maka diharapkan hal yang demikian akan berkurang, dan digantikan dengan pesan-pesan perdamaian yang mampu mengkonter isu-isu pecah belah yang ada.
Demikianlah kiranya menjadi bagian dari persatuan dan kesatuan bangsa adalah sebuah hal yang mulia. Sebab bukan hanya merawat apa yang telah diwariskan oleh para pendahulu bangsa. Melainkan juga ikut menciptakan generasi masa depan yang lebih baik dalam bersikap. Mari kita jaga selalu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia baik di dalam dunia maya maupun dunia nyata di kehidupan sehari-hari.
Penulis: Abdul Muhaimin