Radikalisme sebagai embrio dari terorisme, menjadi sebuah hal pokok yang harus dijadikan perhatian khusus saat ini. Tidak hanya pemerintah, melainkan sebagai bangsa Indonesia, kita semua harus ikut andil dalam menjaga persatuan bangsa. Agar tidak terjadi aksi-aksi yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa muncul di sekitar kita. Bahkan jauh lebih baik, jika kita semua mampu untuk menunjukkan pada dunia, bahwa kita adalah bangsa yang besar, yang terdiri dari banyak suku, ras, agama, maupun budaya, tapi kita mampu untuk hidup bersatu. Rukun satu sama lain.
Namun beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 13 November 2019, aksi teror telah menodai semangat persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa. Sekaligus menjadi bukti bahwa masih ada kelompok-kelompok tertentu yang bergerak secara masif menanamkan radikalisme pada seseorang. Sehingga mereka yang terpapar akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain. Salah satunya seperti aksi teror yang disebutkan di atas, yang terjadi di Medan. Dan patut disayangkan, aksi tersebut sampai terjadi dan menimbulkan korban.
Seperti yang disebutkan oleh Samuel P. Huntington tentang radikalisme, adalah bagian dari benturan peradaban atau clash of civilization. Hal tersebut tampak dari tujuan-tujuan aksi teror yang tidak lain adalah untuk menebarkan ketakutan bagi masyarakat. Yang akhirnya menimbulkan ketidak stabilan kondisi di masyarakat, kemudian menyebabkan terjadinya benturan di masyarakat. Oleh karenanya penting bagi kita semua untuk ikut mencegah dan menanggulangi tumbuhnya radikalisme di Indonesia. Khususnya di kalangan pemuda, di mana mereka berada dalam masa transisi dari anak-anak menuju dewasa atau dengan kata lain usia yang sering mengalami krisis identitas. Sehingga keberadaannya penting untuk menjadi fokus perhatian kita semua. Agar generasi muda ini bukan hanya mampu mencegah, menanggulangi radikalisme. Tetapi lebih daripada itu, harapannya juga mampu menjadi pelopor dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Salah satu yang bisa dilakukan sebagai pemuda dalam mencegah radikalisme adalah lewat jalan berkomunitas. Komunitas menjadi bagian penting dalam proses mencegah paparan radikalisme, setelah pendidikan dan keluarga. Sebab lewat berkomunitas, seorang pemuda akan masuk dalam sebuah lingkungan yang sifatnya lebih luwes, dan tidak terikat secara kaku pada garis-garis tertentu dalam praktiknya. Dari keluwesannya itulah komunitas menjadi sebuah wadah yang cocok bagi pemuda yang cenderung memiliki sifat ingin mandiri atau punya kuasa atas dirinya sendiri. Bukan menjadi seorang yang dikekang oleh orang lain. Lewat komunitas pemuda bisa mengembangkan rasa ingin mandiri itu pada suatu yang ingin ia kembangkan dalam dirinya.
Selain sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Berkomunitas juga menjadikannya memiliki sebuah lingkungan yang diisi dengan beberapa orang yang sejalan satu sama lain. Sehingga dengan memanfaatkan kebersamaan itu, untuk mencapai cita-cita atau matangnya sebuah potensi seseorang, menjadi sangat besar. Sekaligus mereka akan bergerak dengan fokus yang tidak mudah untuk dipengaruhi oleh hal lain di luar fokusnya. Sehingga, kemungkinan terpapar radikalisme sangat kecil.
Namun komunitas yang dimaksud di atas tentunya sebuah komunitas yang positif. Dalam arti komunitas-komunitas ini benar-benar bergerak untuk mengembangkan potensi seseorang. Semisal komunitas menulis, komunitas menari, komunitas melukis, dan masih banyak lagi lainnya. Bahkan dengan berkomunitas seorang juga bisa menjadi bagian aktif dalam masyarakat untuk ikut andil dalam membangun masyarakat.
Tidak terkecuali komunitas yang ada mampu dijadikan sebagai media untuk menyebar luaskan nilai-nilai kemanusiaan, dan perdamaian. Sehingga mereka yang menulis pun bisa mengampanyekan semangat persatuan bangsa Indonesia dan menolak radikalisme di dalam karyanya dalam bentuk tulisan. Begitu juga dengan yang bergerak di komunitas menari, melukis, ataupun musik. Sehingga untuk mencegah dan menanggulangi radikalisme terorisme akan lebih mudah. Sebab dari komunitas-komunitas itu, seseorang memiliki sebuah kesempatan besar dengan berkumpulnya orang-orang yang sevisi dalam menjalani hidup.
Merespon masih adanya kasus teror yang terjadi di sekitar kita. Sudah seharusnya, kita sebagai generasi muda yang berkomunitas ikut untuk mencegah gerakan masifnya radikalisme terorisme. Sehingga bukan lagi hanya bisa disebut penting menanamkan rasa nasionalisme dengan pegangan kuat pada ideologi Pancasila di dalam komunitas. Melainkan harus benar-benar ditanamkan di dalamnya, dan menyisipkan salah satu faktor penting untuk berkomitmen bersama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga dengan demikian, kita benar-benar mampu menjadikan komunitas sebagai oase perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa, dan bernegara.
Penulis: Abdul Muhaimin