Dua tahun pandemi Covid-19 di Indonesia menjadi masalah yang sangat polemik dan merambat di segala aspek kehidupan, bahkan setelah hadirnya vaksin Covid-19, keresahan dan simpang-siur, serta isu-isu pro-kontra menjadi suatu bentuk dilema dalam masyarakat. Berbagai latar belakang sosial di Indonesia, termasuk tokoh agama sebagai figur yang dihormati dan disegani memiliki peran penting di tengah pandemi saat ini. Tokoh agama memiliki peran penting dalam meluruskan dan mengedukasi umat di tengah kebingungan. Kehadiran tokoh agama dinilai cukup memberikan peran dalam pendidikan pengutan literasi hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan, dan mendorong rasional kesalingan harmonisasi antara manusia, Tuhan, dan alam.
Resmi dilakukannya program vaksinasi secara gratis pada 13 Januari 2021 dengan izin Badan Pengawasan Obat dan Makanan, serta fatwa halal dari MUI. Presiden RI dan perwakilan dari berbagai latar belakang sosial termasuk tokoh agama menjadi penerima pertama dari vaksinasi. Ronald Richard selaku perwakilan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia memberikan kesaksian setelah melakukan vaksinasi; tidak merasakan efek samping dan merasa sehat bugar, sehingga menghimbau kepada masyarakat sebangsa setanah air untuk tidak takut malakukan vaksin, dan menolak segala berita-berita hoax penolakan vaksinasi. Setelahnya gugus tugas persatuan gereja melakukan banyak upaya terkait imbauan pada masyarakat khususnya warga gereja untuk melakukan vaksinasi sebagai bentuk upaya memerangi Covid-19 di Indonesia.
“Pandemi Covid-19 menghadirkan pergumulan besar terhadap sendi kehidupan dan keimanan umat. Untuk itu, kekuatan harus menjadi sumber pengharapan umat. Kesiapan mengikuti vaksinasi merupakan wujud kasih kita untuk melindungi diri dan negeri. Dengan demikian, umat turut serta dalam memutus rantai penularan pandemi.” Ujar Gomar Gultom selaku ketua umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia.
“Relasi antar manusia berubah karena semua harus berjumpa secara online. Dalam ranah pendidikan misalnya; transfer ilmu bisa berjalan tetapi transfer nilai menjadi sesuatu yang menantang. Namun situasi ini jangan membuat kita terpuruk. Jangan menyerah, jangan terserah, dan harus berserah.” Sambungnya.
Bidang Pembinaan Warga Kristiani di Indonesa berpesan; Pada ranah spritual keagamaan, Covid-19 telah membatasi masyarakat untuk bertatap muka, sedangkan kegiatan bertatap muka dinilai sebagai persatuan ragawi yang sifatnya sangat fundamental. Ibadah yang dilakukan dalam bentuk persekutuan ragawi memiliki makna dan pengaruh yang sangat mendalam. Berada di tangah pandemi yang belum juga mereda, mengharuskan masyarakat untuk membatasi perkumpulan termasuk aktivitas ibadah. Oleh karena itu, kegiatan vaksinasi tentu saja menjadi solusi dan tidak ada alasan untuk menolaknya demi kamaslahatan bersama.
Tuhan yesus berkata; “Kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab ia, yang menjanjikan, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” (Ibrani: 10).
Dr. Sigit Triyono dalam Lembaga Alkitab Indonesia mengemukakan pendapat, bahwa vaksinasi bukan hanya sebuah tindakan rasional yang didukung alasan ilmiah, namun lebih dari itu, vaksinasi merupakan tindakan iman spritual. Sesederhana mengingat dari sejak kecil kita telah menyaksikan atau kita sendiri juga mengamini suntik imun, vaksinasi anti cacar saat duduk di bangku sekolah dasar.
Kembali kita refleksi ternyata vaksinasi yang dijalani sacara rasional berdampak baik baik kesehatan imun tubuh. Penjelasan tentang vaksinasi Covid-19 pula sudah banyak dipublikasikan serta djumpai, dan tentu saja telah banyak memberikan edukasi. Izin resmi penggunaan vaksin Covid-19 merk Sinovac bahkan telah dikeluarkan oleh BPOM RI. Pernyataan otoritas lembaga dan tokoh masyarakat bahwa kegiatan vaksinasi menjadi cara efektif dalam menanggulangi pandemi.
Lanjut Dr. Sigit, “secara rasional tidak ada alasan untuk menolak vaksinasi. Sejak vaksin Covid-19 resmi diproduksi dan diuji coba, saya sudah menytakan diri bersedia disuntik vaksin. Sebagai indiividu yang bergerak dalam lembaga pembinaan spritual warga negara kristiani, saya mendukung program vaksinasi yang meurut saya juga merupakan bentuk peristiwa iman spritual.”
Apresiasi patut diberikan kepada Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) yang berupaya mengimbau masyarakat untuk setuju dan melakukan vaksin, serta tetap mendukung pengoptimalan pelaksanaan vaksinasi melalui pertimbangan medis dan spritual keagamaan. Peran lembaga-lembaga keagamaan tentu saja sangat diharapkan untuk turut serta dalam meyosialisasikan vaksinasi sekaligus mengedukasi masyarakat. Karena dengan vaksinasi dan tetap memperhatikan protokol kesehatan, kita melindungi diri dan melindungi negeri.
Penulis: Musyarrafah S (Duta Damai Jawa Timur)