Oleh: Miftahul Fahmi
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Setiap bangsa memiliki peran untuk menjadi masyarakat yang merdeka dari belenggu ketidakadilan dan penindasan. Di mana keduanya merenggut keamanan dan ketertiban bangsa.
Tujuh puluh empat Indonesia merdeka. Tujuh puluh empat Indonesia menjalani hidupnya dengan independen. Akan tetapi, apakah independensi itu menjadi hal nyata di negeri ini? Apakah kemerdekaan sepenuhnya kita rasakan.
Merdeka bukanlah kata yang mudah untuk didefinisikan, apalagi untuk diimplementasikan. Merdeka bukan sekedar jargon agar setiap orang bisa sorak-sorai penuh bangga. Kemerdekaan adalah tantangan kita bersama sebagai bangsa. Bangsa yang telah menyusuri liku orde demi orde, rezim demi rezim.
Meskipun demikian, bangsa ini telah mengupayakan kemerdekaan. Perayaan penuh perenungan dari kampung ke kampung kita lihat dan nikmati dengan seksama. Gang ke gang merayakan kemerdekaannya dengan mengheningkan cipta- mendoa agar Indonesia bahagia.
Kebahagiaan bangsa ini dalam momen kemerdekaan ini dirayakan dengan penuh suka cita. Mulai dari perlombaan, pesta rakyat hingga doa bersama. Semua merayakan dengan tumpeng kemerdekaan. Tumpeng untuk menuju kemerdekaan yang hakiki.
Di mana tumpeng memiliki makna yang luar biasa. Tumpeng, berasal dari sebuah singkatan ‘yen metu kudu mempeng’ yang memiliki arti tersendiri. Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, ‘yen metu kudu mempeng’ berarti ‘ketika keluar harus sungguh-sungguh semangat.’
Semangat, adalah ajaran orang jawa yang menggelora. Semangat adalah bagian dari refleksi perjuangan bangsa ini menjadi bangsa Indonesia. Berjuang dari penindasan kolonial, berbekal ujung tombak dari bambu runcing- Indonesia meraih kemerdekaannya.
Semangat juga bagian dari sinergitas komunal untuk melawan penjajah. Ajaran bangsa ini adalah gotong royong, dengan gotong royong kita mampu menjadi bangsa yang kokoh, tidak mudah rapuh, dan dapat menyelesaikan persoalan dengan mudah. Simbol itulah yang menjadikan nasi tumpeng menjadi sajian kuliner perayaan yang meriah penuh makna
Nasi tumpeng dari dulu hingga saat ini sering dijadikan hidangan dalam suatu perayaan yang memiliki makna ucapan syukur ataupun kebahagiaan. Sebab, makna tumpeng sendiri adalah baik, yakni ketika terlahir manusia harus menjalani kehidupan di jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, dan tidak mudah putus asa.
Proses pemotongan ujung kerucut nasi tumpeng diawali dengan menguraikan terlebih dahulu makna perayaan dari pemotongan tumpeng, berdoa ucapan syukur, selanjutnya nasi tumpeng dipotong dan diserahkan untuk orang yang dihormati sebagai wujud penghormatan, barulah setelah itu nasi tumpeng disantap bersama-sama.
Upacara potong tumpeng ini melambangkan rasa syukur kepada Tuhan dan sekaligus ungkapan atau ajaran hidup mengenai kebersamaan dan kerukunan.Rasa syukur atas nikmat kemerdekaan dan kebahagiaan.
Dengan menjadi bangsa yang semangat, penuh rasa syukur dan kerja sama – bangsa ini akan menjadi lebih dewasa, menghadapi setiap persoalan. Di mana, kemerdekaan bangsa akhir ini diganggu oleh golongan radikal ektrimis – terorisme. Golongan tersebut tidak hanya dari luar negeri, akan tetapi dari dalam negeri pula.
Oleh karena itu, kita perlu semangat, syukur dan kerja sama untuk membentengi bangsa ini dari paham tersebut. Dengan mengaplikasikan falsafah tumpeng, Indonesia masih memiliki harapan selamanya untuk menjadi bangsa yang merdeka, rukun dan bahagia. Bangsa yang terhidar dari virus ekstrimisme.
Virus ini menyerang diri kita hingga anak anak kita secara massif dan terstruktur. Oleh karena itu, perlu lah kita bentengi keluarga dan anak kita dengan pendidikan toleransi dan perdamaian sejak dini. Selain itu, memberikan bimbingan atas pentingnya pengaplikasian nilai-nilai Pancasila.