Indonesia adalah negara majemuk yang terbentuk dari banyak keberagaman. Keberagaman ini tersebar di penjuru Indonesia yang menyebabkan perbedaan volume keberagamaan antar daerah. Perbedaan volume keberagaman di indonesia menyebabkan munculnya istilah mayoritas dan minoritas.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia minoritas memiliki pengertian sebagai golongan sosial yang jumlah warganya jauh lebih kecil jika bandingkan dengan golongan lain dalam suatu masyarakat dan karena itu didiskriminasikan oleh golongan lain itu.
Namun, minoritas juga dapat dilihat dalam hal pengaruh, yaitu tidak dominan, dan mendapat perlakuan yang merugikan atau berada dalam situasi yang tidak diuntungkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Suara yang paling banyak itulah yang dipercaya, walaupun suara sedikit itu benar.
Sedangkan mayoritas memiliki pengertian sebagai “Jumlah orang terbanyak yang memperlihatkan ciri-ciri khas tertentu menurut suatu patokan dibandingkan dengan jumlah yang lain, yang tidak memperhatikan ciri-ciri itu”.
Dengan demikian, mayoritas mengandung arti kebalikan dari kata minoritas yaitu golongan sosial yang jumlah warganya jauh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan golongan lain di suatu masyarakat.
Penggunaan istilah mayoritas dan minoritas di lingkungan masyarakat menimbulkan banyak dampak negatif. Penggunaan istilah ini seringkali memicu munculnya konflik dan kesenjangan sosial diantara masyarakat. Contoh mudahnya dapat kita lihat di media sosial, banyak sekali ujaran kebencian yang dilandaskan karena istilah mayoritas dan minoritas.
Istilah minoritas adalah kata yang sensitif untuk dibahas, lantas bagaimana dengan pandangan tokoh mayoritas tentang istilah ini?
Sadana Agung yang merupakan seorang stand up comedian memiliki pandangan bahwa “Pemahaman sebagian besar orang Indonesia yang melihat jumlah sebagai tolak ukur dikotomi mayoritas-minoritas pada akhirnya hanya melahirkan legitimasi moral semu yang berperan besar melanggengkan diskriminasi dan tirani mayoritas yang kerap terjadi belakangan ini.”
Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan masyarakat mayoritas juga tidak setuju dengan adanya istilah mayoritas dan minoritas. Setiap masyarakat memiliki hak yang sama terlepas dari apapun latar belakang mereka. Maka dari itu marilah kita hilangkan istilah “mayoritas” dan “minoritas” ini agar terciptanya masyarakat yang damai dan berdatu untuk mencapai cita cita dantujuan bangsa.
Penulis : Ayunda Galuh Kartikasari (SMAN 10 Malang)