Malang, senja semakin petang di sebuah kafe literasi, Oase Cafe dan Literacy Malang, desa Merjosari, Lowokwaru Kota Malang. Di sana tengah berkumpul para muda-mudi yang sedang menunggu pemutaran film dokumenter Lagu untuk Anakku.
Lagu untuk Anakku merupakan film dokumenter yang berkisah tentang kisah ibu-ibu penyintas 65. Bukan sekedar ibu-ibu penyintas 65 saja, tapi ibu-ibu penyintas yang tergabung dalam Paduan Suara Dialita (Di Atas Lima Puluh Tahun). Film ini rilis pertama kali pada 12 Maret 2022. Berikutnya film ini hanya bisa disaksikan atas izin dari pihak produksi.
Film Lagu untuk Anakku ini diputar dan diselenggarakan oleh Gubuk Tulis, Perempuan Bergerak, dan Duta Damai Jawa Timur pada Sabtu, 28 Mei 2022. Acara dipandu oleh Al Muiz Liddinillah, selalu pendiri Gubuk Tulis. Sebelum diskusi, film Lagu untuk Anakku diputar terlebih dahulu.
Setelah 1 jam 38 menit film diputar, dilanjut pada sesi diskusi. Sesi ini dihadiri oleh Ibu-ibu Dialita, di antaranya ialah Ibu Utati dan Ibu Elly Runtu. Mereka adalah anggota Paduan Suara Dialita yang kerap menulis lagu dan mengaransemennya.
Sebelum diskusi dimulai, Muiz memaparkan bahwa acara ini sangat penting digelar untuk memberikan pandangan sejarah yang benar dan transparan kepada generasi muda. Terlebih tentang tragedi 65. Pada film ini terlantunkan kesaksian melalui nada-nada.
Setelah itu, tersambung melalui Zoom Meeting, Ibu Utati dan Ibu Elly Runtu. Ibu Elly memulai percakapan terlebih dahulu bahwa film ini dibuat bukan untuk membalas dendam atau ekspresi kemarahan masa lalu. Tapi, film ini mengabarkan kepada khalayak mana sejarah yang benar-benar terjadi pada tragedi gelap 65.
“Kami semua sedang berdamai dengan masa lalu, berusaha mengobati luka-luka kami di masa silam, tanpa rasa dendam. Tapi kami berusaha untul menghantar generasi muda untuk masa depan bangsa dan negara. Masa depan generasi muda yang baik merupakan kebahagiaan kami semua,” tambah Bu Elly.
Sedangkan Bu Utati sendiri menjelaskan bahwa Lagu untuk Anakku ini dibuat di penjara tapol, di Ambarawa. Lagu ini disusun oleh Bu Heryani dengan riwayat bahwa bapak dan ibu tapol yang meninggalkan anak-anaknya- agar kemudian anak-anaknya ke depan bisa mencintai bangsa dan negaranya. Selain itu, agar generasi muda tahu mana yang benar-benar terjadi.
“Generasi muda perlu tahu mana sejarah yang benar-benar terjadi,”tegasnya.
Berlanjut pada sesi diskusi. Ada beberapa pertanyaan dari peserta, di antaranya tentang jumlah lagu yang dibuat Dialita, esensi lagu-lagu Dialita, lagu favorit, dan cara Dialita membuat lagu.
Bu Utati menerangkan bahwa lagu-lagunya cukup banyak, dan tidak bisa diingat satu persatu. Di kamp Plantungan saja 10 lagu, dan totalnya sekitar 30 lagu.
“Dalam menulis lagu, di mana di beberapa kamp di larang membawa alat tulis. Maka kami bersembunyi-sembunyi dalam mencari kertas dan pensil. Selebihnya kami menghafal lagu-lagu agar bisa diingat hingga saat ini.” Tutur Ibu Utati menjelaskan strategi menuliskan lagu di penjara.
Menurut Bu Elly tentang esensi lagu-lagu Dialita bukan lagu-lagu perlawanan terhadap rezim, tapi lagi ini adalah soal kehidupan. Soal perjalanan hidup sehari-hari. Soal keluarga dan persaudaraan.
Tentang lagu favorit, Bu Elly dan Bu Utati menjelaskan bahwa semua adalah lagu favorit dan berkesan, memiliki kisah dan kekuatannya masing-masing. Tapi, Lagu untuk Anakku dan Pujian lebih berkesan buat Bu Elly, sedangkan Bu Utati sangat terbawa dan terngiang oleh lagu Relakan.
Di akhir sesi, Bu Utati dan Bu Elly berpesan agar generasi muda tidak terkecoh oleh sejarah. Temukan sejarah atau kebenaran sejarah itu ke manapun. Jangan mau dibodohi. Dengan sejarah yang benar, maka masa depan bangsa akan lebih baik.
Acara berlangsung sangat meriah atas kehadiran anggota Dialita yang lain, Bu Mudji, Bu Hersri, serta Bu Uchi selaku Koordinator Dialita, serta teman-teman produksi film.
Bu Uchi juga berharap, “Semoga juga Dialita bisa mendendangkan lagu-lagunya dan bercerita kepada anak-anak muda di Kota Malang.”
Acara berakhir dengan berfoto bersama bersama para narasumber dan peserta yang hadir.
penulis : (Al/Lid)