Isu kesehatan mental generasi stroberi sering diperbincangkan, pasalnya terdapat perbedaan pola pendidikan dan penerima dari generasi sebelumnya. Duta Damai BNPT-RI Jawa Timur berkolaborasi dengan Komunitas Gubuk Tulis, dan Oase Institut mengadakan Ngabuburead jilid II dengan mengusung tema, “Kesehatan Mental Anak dalam Pandangan Islam”.
Fenomena bunuh diri, self harm, dan perilaku yang mengisolasi diri membuat isu kesehatan mental menarik untuk dikaji. Aksi tersebut seringnya dilakukan oleh generasi milenial yang diduga mengalami gangguan kesehatan mental. Kajian kesehatan mental diselenggarakan pada hari Kamis, 21 Maret 2024, dengan diskusi bersama dengan narasumber Umi Khorirotin Nasichah dari Yayasan KOPPATARA dan Khoirul F. A. dari Duta Damai sebagai moderator.
Umi Khorirotin Nasichah atau yang akrab disapa Mbak Oyik menyampaikan, ‘’Ada beberapa sumber untuk memicu kesehatan mental, diantaranya faktor lingkungan, genetik, dan trauma, salah satunya trauma saat menjadi korban pelecehan atau kekerasan seksual. Selain itu, media online juga menjadi salah satu pemicu gangguan kesehatan mental apabila tidak bisa menangkap secara positif. Hal ini sering terjadi pada generasi Z, dapat dilihat dari kegelisahan-kegelisahan yang dirasakan seperti diputusin pacar.”
Setiap orang memiliki ketahanan mental masing-masing. Orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan mental cenderung tidak bisa menemukan jalan keluar, alih-alih membuat pikiran kalut hingga masuk kelam mental merasa masalah ini tidak akan bisa diselesaikan.
Dia menambahkan, jalan keluar mengenai permasalahan kesehatan mental juga perlu diajarkan kepada anak, sehingga nantinya anak juga bisa belajar untuk menemukan solusi sendiri. Sesekali anak diberikan ruang untuk menyelesaikan konflik yang telah diperbuat sendiri.
“Hal ini penting untuk ketahanan anak dalam menyiapkan kekuatan mental. Dalam pandangan islam Husnudzon harus diutamakan dan Su’udzon yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan mental harus dihindari.’’ jelas Oyik yang juga Mahasiswa Pasca Sarjana Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dukungan dari orang tua kepada anak sangatlah dibutuhkan atas pencapaian yang telah diraih. Orang tua juga memberikan apresiasi kepada anak dalam kondisi berhasil ataupun gagal, agar anak dapat menanggapi secara positif untuk mengurangi resiko terkena serangan mental.
Penulis : Akbar Trio Mashuri (Duta Damai Jawa Timur)