Pada minggu, 22 Oktober 2023 bertepatan dengan Hari santri Nasional, Duta Damai Jawa Timur gelar Kopeace “Diskusi Online” dengan tema “Jihad Santri Merawat Perdamaian dalam Bingkai Keberagaman” melalui zoom meeting. Dengan tujuan diskusi ini menghadirkan perspektif dan semangat santri untuk turut merawat perdamain di Indonesia, khususnya turut memproduksi informasi toleran di media online.
Puluhan peserta mengikuti diskusi online dengan pemateri Ahmad Ali Adhim (Dawuh Guru) & Nurul Wahidatul Hamidah (Duta Damai Santri Jawa Tengah), diskusi ini dimoderatori oleh Achmad Reza Rafsanjani (Duta Damai Jawa Timur). Bentuk kegiatan Kopeace dikemas dengan pemaparan materi dari narasumber, dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab dengan peserta.
Ahmad Ali Adhim memberikan penjelasan mengenai sejarah kemerdekaan yang dipelopori oleh ulama, dan dulunya ulama juga pernah menjadi santri. Santri memiliki peran sentral dalam membangung dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Era teknologi, saat ini perang informasi yang menjadi tantangan kita semua, tidak hanya santri. Persebaran informasi yang sangat banyak, cepat, dan mudah diperoleh di media online.” jelasnya.
Dia menambahkan, santri sudah mulai harus melek teknologi dan literasi. Apabila salah informasi yang diterima tanpa diinternalisasi dulu, maka dapat menjadi konflik yang dapat memecah belah individu hingga kelompok.
Tidak ada agama yang mengajarkan perpecahan dan kebencian. Kutipan tersebut disampaikan oleh tokoh-tokoh agama dengan tujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia lebih damai dan harmoni. Karena tidak akan berkembang suatu bangsa apabila terus menerus terjadi sebuah konflik menjatuhkan sesama.
Nurul Wahidatul Hamidah memberikan pendapat mengenai pesantren dan inklusifitas keberagaman. Dengan contoh wali songo yang mendakwahkan ajaran agama Islam melalui wayang (akulturasi budaya) dan Gus Dur menyuarakan nilai kebebasan hak beragama berkeyakinan.
“Pesantren sebagai wadah santri untuk belajar agama sudah belajar nilai kultural, dengn perbedaan latar belakang, suku, dan ras menjadi satu untuk menuntut ilmu di ruang yang sama.” tuturnya.
Penyampaian pesan perdamaian tentu disesuaikan dengan perkembangan zaman, “Jika dulu Sunan Kalijaga menyampaikan ajaran Islam melalui budaya, mengikuti perkembangan zaman saat itu. Kalau misal sekarang masih hidup, mungkin saat ini Sunan Kalijaga bermain instagram.” pernyataan pemateri saat proses diskusi
Santri tidak lepas dari literasi, tidak lepas dari mencatat dan berdiskusi. Jihad santri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai dengan lini yang mereka mumpuni, jihad di media online atau melalui implementasi ilmu di dalam masyarakat.
Penulis : Akbar Trio Mashuri