Malang- Selain dikenal keindahannya Malang selatan juga memiliki masyarakat yang beragam. Keberagaman ini terdapat di Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading.
Desa ini memiliki empat agama aktif didalamnya, yakni: Islam, Kriten, Katolik, dan Hindu. Masing-masing tempat ibadah dan dilindungi bersama oleh pemerintah desa dan masyarakat, meskipun letaknya berdampingan. Bahkan desa ini juga dinobatkan sebagai Desa Keberagaman oleh Kapolres Kabupaten Malang pada tahun 2018.
Hal ini menggerakkan tim dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polituk Universitas Brawijaya (FISIP UB) melaksanakan pengabdian di desa ini. Tema yang digalakkan adalah “Pemuda dalam Optimalisasi Branding Desa Wirotaman Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang Sebagai Desa Edukasi Toleransi”. Bentuk dari acara ini adalah diskusi mengenai potensi desa dan pelatihan konten kreatif, yang dilaksanakan pada hari Minggu, 22 Agustus 2021.
Acara ini dibuka secara langsung oleh Dr. Mohamad Anas sebagai ketua tim pengabdian. Anas mengatakan bahwa sangat senang bisa datang di desa ini, desa yang memiliki keberagaman yang kuat. Toleransi yang sangat kokoh dengan pemuda-pemudinya yang kompak.
“Saya berharap kegiatan ini akan memberikan dampak positif bagi desa ini. Kekuatan keberagaman dan toleransinya harus ditularkan dan dikampanyekan kepada khalayak umum. Sehingga, penting generasi muda Wirotaman mengetahui potensi desa dan membranding desanya menjadi desa beragam dan toleran melalui konten kreatif dan manajemen media sosial.” Ucap Anas.
Kemudian sambutan dilanjutkan oleh Bapak Soleh selaku Kepala Desa Wirotaman. Soleh menyambung penyampaian dari Anas bahwa kegiatan ini tidak hanya berhenti disini. Program dari branding desa keberagaman dan toleransi harus ada tindak lanjutnya.
“Desa ini adalah desa yang terdiri dari beragam agama. Masyarakat Wirotaman hidup berdampingan dengan damai. Salah satunya dalam pembangunan tempat ibadah, kami saling bergotong royong,” tambahnya.
“Salah satu alasan Wirotaman dinobatkan menjadi desa keberagaman pada 2018 lalu ialah tidak terjadinya konflik selama 10 tahun terakhir.” Pungkasnya.
Peserta dari kegiatan ini merupakan pemuda Wirotaman. Diantara mereka adalah masing-masing perwakilan agama, yakni: Hindu 5 orang, Kristen 3 orang, dan Islam 22 orang. Acara ini juga diwakili oleh perangkat desa, sehingga mempertemukan berbagai elemen masyarakat,
Dalam rangkaian acara, juga terdapat sesi pelatihan yang dipandu oleh Musyarrafah selaku Duta Damai Jawa Timur. Pelatihan ini memiliki dua narasumber, yakni: Lukmanul Hakim dari Oase Institute dan M. Yasin Arif pemilik akun Sabda Perubahan.
Lukman menjelaskan terkait potensi yang dimiliki oleh desa Wirotaman yang beragam dengan pemandangan yang asri. Kemudian, Lukman juga menjelaskan mengenai sisi toleransi. Dimana, toleransi masyarakat Wirotaman adalah toleransi yang bersifat aktif dan positif.
Kemudian materi selanjutnya dilanjutkan oleh Yasin atau yang akrab disapa Gus Yasin. Ia menjelaskan mengenai teknik membuat infografis. Bahwa dalam membuat infografis bisa dibuat melalui handphone, dengan beberapa aplikas, seperti: Canva, Picsart, dan Phonto.
Yasin juga memotivasi peserta, seperti halnya Wirotaman adalah desa yang beragam, bersatu, dan berbudaya. “Semua harus bangga dengan desa Wirotaman. Dengan kebanggaan itu, maka kita akan tergerak untuk mengkampanyekan desa ini dengan segala potensinya,” pungkasnya.
Di akhir acara ini, Pak Kades juga mengajak agar ada tindak lanjut dari acara ini. Tindak lanjut yang dilakukan adalah membuat grup Whatsapp serta adanya pelatihan lanjutan secara daring guna mendalami desain grafis.
Pewarta: (Muiz)