Waktu sekarang bukan lagi sedang berjalan, tapi ia berlari..! Cepat dan tak bisa dihentikan. Begitupun teknologi yang kian hari selalu berganti, juga media sosial yang sekarang sedang menjadi primadona masyarakat bumi.
Media sosial memiliki peran penting dan sangat luas di era keterbukaan ini. Setiap masyarakat, anak-anak, remaja, tua, muda semuanya bisa menyampaikan pendapat dan pandangan mereka secara bebas. Apalagi di Negara kita, Indonesia, yang merupakan sebuah negara demokrasi dengan asas bebas berpendapatnya.
Tambah lagi, kemajemukan dan perbedaan sudah menjadi sunnatullah atau hukum alam yang tidak bisa kita tolak keberadaannya, terutama di negara tercinta INDONESIA. Keadaan inilah yang menjadi suatu tantangan agar tetap terawat tanpa adanya perpecahan. Karena, berbeda boleh, terpecah jangan.
Peran pemuda menjadi sangat penting untuk juga memperjuangkan lingkungan media sosial yang bersih, indah, terbebas dari isu sara dan hoax yang kian hari merajalela. Bisa kita lihat, orang tuapun yang sudah berumur 40 tahun keatas, bahkan lanjut usia, atau yang sudah sibuk dalam urusan kerja, mereka juga ikut berkecimpung dalam dunia maya.
Para Orang Tua, dengan kesibukan masing-masing mereka, mereka juga ikut serta dalam bermedia maya. Jika terus tersiram dengan ujaran kebencian, berita bohong atau hoax, dan mereka tidak memiliki waktu untuk mengecek / mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut, karena memang sibuk kerja, dikhawatirkan mereka akan menerima berita itu dengan percuma yang berakibat kepada kondisi keluarganya, juga lingkungan masyarakatnya.
Kita memang tidak bisa mencegah atau menghapus konten-konten negatif yang sudah terlanjur ada di dunia maya, karena memang ada oknum yang sengaja menyebarkannya dan kita sebagai pengguna biasa hanya bisa membaca atau melihatnya tanpa bisa mengedit atau menghapusnya.
Selain dengan melaporkan kepada pihak berwajib jika ada media atau konten di internet yang melanggar hukum, kaum muda juga bisa membantu “menenggelamkan” konten negatif dengan turut aktif menyebarkan konten positif, karena bagaimanapun, dunia maya merupakan sebuah wadah yang jika sudah terisi keburukan, cara untuk membersihkannya adalah dengan menuangkan lebih banyak kebaikan hingga keburukan itu menjadi tertutup atau tenggelam sehingga yang terbaca oleh masyarakat luas adalah konten-konten positif saja.
Disinilah pentingnya kaum muda, kaum milenial, dalam berjuang menyebarkan konten positif dan menebar perdamaian di media sosial karena rata-rata pemuda memiliki lebih dari satu media sosial yang dibuka setiap hari.
Jika anda adalah seorang pemuda, sedang membaca artikel ini, mungkin sudah menjadi pembaca yang ke sekian, begitupun, akan ada pemuda lainnya setelah anda yang membaca. Namun, memang tidak semua pembaca yang mau mengambil langkah untuk ikut serta menebarkan konten perdamaian. Maka dari itu, mulailah dari anda.
Jika dilihat dari kacamata Islam, menebarkan konten perdamaian juga bisa bernilai ibadah karena berperan dalam menghalang-halangi keburukan dan berguna untuk menyuarakan kebaikan.
Allah SWT berfirman melalui Kalam-Nya
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
(QS. Ali Imran : 110)
“Kalian (umat islam) adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, kalian menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan mungkar dan kalian beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran : 110).
Maka dari itu, mari kita bersama-sama menyebarkan konten-konten positif, seruan perdamaian, toleransi antara ummat dan suku, dan ilmu pengetahuan. Jadikan media sosial menjadi wadah yang bersih dan terbebas dari konten negatif atau bisa tenggelam karena banyaknya konten positif.
Kuncinya adalah pemuda, kaum milenial, yang memang menjadi pengguna (sangat) aktif media sosial. Jika memang tidak mampu membuat konten sendiri, minimal bisa reshare, repost, atau spam like dan komentar positif agar yang menjadi viral dan trending adalah konten positif.
*Tulisan ini merupakan opini pribadi demi
perdamaian melalui dunia maya.
M. Syauqi Hanif Ardani (Duta
Damai Dunia Maya 2017 – Regional Malang)