Oleh : Mira Permata Sari
Dalam masyarakat yang multi religius dan multikultural, menjaga harmoni antara agama, budaya serta kebangsaan merupakan kunci untuk menciptakan rasa kedamaian dan kerukunan. Terutama Indonesia yang dikenal dengan negara yang kaya akan keberagaman baik budaya dan agama. Dalam konteks tersebut maka pentingnya untuk kita menjaga harmoni kebangsaan melalui moderasi beragama, dimana memiliki peran penting untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Moderasi beragama yang didasarkan atas prinsip-prinsip inklusif dan penghargaan terhadap perbedaan, memiliki peran penting dalam mencapai masyarakat yang inklusif. Moderasi beragama menjadi sebuah pilar kebangsaan dan keberagaman, yang mencakup komitmen kebangsaan, toleransi, serta penerimaan dan akomodasi terhadap tradisi dan budaya. Empat pilar ini mampu mengontrol ancaman yang ada di negara kita, seperti adanya ekstremisme dan liberalisme.
Pertama terkait komitmen kebangsaan, Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi panduan atau acuan dalam menjunjung sebuah moderasi beragama. Dilihat dari sila pertama, mencerminkan komitmen kebangsaan yaitu menghargai keberagaman agama serta kepercayaan.
Dimana masyarakat Indonesia memiliki beragam agama, sehingga kita harus saling menghargai dan menghormati keyakinan orang lain. Dalam komitmen kebangsaan ini akan menciptakan suasana yang lebih kondusif, rukun bagi berbagai agama dan kepercayaan untuk berkembang.
Hal tersebut dapat direalisasikan melalui pendidikan yang lebih inklusif seperti, memperkenalkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini, mengenalkan pancasila, belajar terkait toleransi. Melalui hal-hal tersebut generasi muda belajar untuk bisa menghargai perbedaan dan menjaga kerukunan antar umat beragama.
Contoh singkatnya seperti adanya upaya untuk pembangunan rumah ibadah yang representatif serta adil untuk semua agama, di sini menunjukkan adanya komitmen kebangsaan dalam moderasi beragama. Sehingga setiap agama akan diberi kesempatan untuk membangun tempat ibadahnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan.
Pemerintah juga selayaknya berperan aktif untuk mengawasi dan memastikan pembangunan rumah ibadah tersebut tidak timbul konflik antar umat beragama. Karena pemerintah memainkan peran penting dalam menjaga harmoni kebangsaan, pemerintah akan mengambil langkah-langkah preventif dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moderasi beragama, serta pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua umat beragama. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan dukungan dan fasilitas bagi kegiatan dialog antar agama, serta menyebarkan pemahaman dan toleransi antar umat beragama.
Media memiliki peran penting untuk menyebarkan pesan toleransi dan kerukunan, dengan tujuan membangun masyarakat lebih inklusif. Melalui hal ini masyarakat juga semakin dimudahkan untuk terus belajar dan paham akan pentingnya moderasi beragama.
Kedua toleransi, merupakan sikap menghormati dan menerima perbedaan keyakinan agama dan praktik keagamaan. Melibatkan sikap terbuka, pengertian, dan menghormati hak setiap individu untuk memilih dan menjalankan agamanya masing-masing tanpa diskriminasi. Toleransi dalam konteks moderasi beragama yaitu kemampuan untuk menghargai perbedaan keyakinan atau agama orang lain.
Setiap manusia memiliki kebebasan dan hak untuk mengekspresikan keyakinan mereka tanpa takut apapun. Ini akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi setiap individu untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang berharga serta memperkaya kehidupan bersama dalam masyarakat yang beragam.
Ketiga anti kekerasan, dalam konteks moderasi beragama kita diajarkan untuk menolak perilaku terkait kekerasan yang mengatasnamakan agama. Moderasi beragama mengedepankan hal-hal dialog dan komunikasi agar lebih efektif antar kelompok masyarakat.
Dialog antar umat beragama yang dapat menjadi salah satu sarana positif, ketika terdapat konflik yang timbul karena perbedaan agama. Salah satu contoh dari moderasi beragama dalam konteks anti kekerasan yakni pendidikan, melalui pendidikan inklusif yang ditanamkan sejak dini dapat membentuk karakter individu yang cinta terhadap kedamaian dan menghargai perbedaan.
Keempat penerimaan dan akomodasi terhadap tradisi dan budaya, merupakan suatu hal yang penting untuk dijaga dan dilestarikan. Karena kita memiliki banyak sekali kekayaan tradisi dan budaya baik dalam agama maupun kekayaan alam. Dalam konteks keagamaan, penerimaan dan akomodasi terhadap tradisi dan budaya agama yang berbeda membantu memperkaya warisan budaya kita sebagai bangsa.
Dengan menghormati serta menghargai tradisi dan budaya, kita dapat mendorong dialog antar umat beragama, hal ini juga sebuah kontribusi pada pengembangan identitas nasional yang inklusif dan beragam, menggabungkan berbagai elemen tradisi dan budaya ke dalam keseimbangan yang harmonis.
Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu bersikap terbuka dan mau menerima perbedaan, bukan menciptakan suatu perpecahan agar terciptanya keharmonisan. Penerimaan terhadap tradisi dan budaya dalam konteks moderasi beragama ini seperti memberi penghormatan serta pengakuan adanya keragaman cara beribadah, tradisi maupun adat istiadat.
Setiap agama memiliki sebuah keunikan tersendiri dalam melaksanakan keagamaan, yang sering kali terkait tradisi dan budaya lokal. Menghargai keberagaman ini suatu wujud nyata kita dalam menerapkan moderasi beragama yang toleran dan inklusif.
Contoh lain dari penerimaan terhadap tradisi dan budaya yakni kegiatan sosial budaya yang melibatkan masyarakat lintas agama, seperti kemah kebangsaan lintas agama, dimana dihadiri oleh umat Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, dan penganut kepercayaan. Kegiatan seperti ini juga dapat menciptakan suasana yang harmonis dan kebersamaan antar umat beragama.
Empat unsur moderasi beragama di atas dapat kita terapkan untuk menciptakan suasana yang harmoni. Dari sini bisa dilihat bahwa pentingnya keberagaman yang moderat bagi umat beragama. Jadi jangan biarkan negara kita penuh akan kekacauan, pertikaian, dan kebencian. Kerukunan dan keharmonisan menjadi satu hal utama untuk mendukung bangsa ini menjadi maju, damai dan kondusif.
Editor : Akbar Trio Mashuri