Lontong balap merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang dikenal dari kota Surabaya, Jawa Timur. Makanan ini terdiri dari lontong, taoge, tahu goreng, lentho, bawang goreng, kecap, dan sambal. Lontong balap terdiri dari lontong yang diiris-iris dan di atas irisan lontong ini ditumpangi irisan tahu dan remasan beberapa lentho, kemudian di atasnya ditumpangi kecambah setengah matang yang porsinya terbanyak dalam hidangan, setelah itu diambilkan kuah secukupnya, sambal dan kecap disesuaikan selera pembeli.
Sejarah nama lontong balap berasal dari wadah serupa gentong yang dipikul oleh penjualnya dengan setengah berlari sehingga terlihat seolah saling balapan agar tidak ketinggalan pembeli. Hal tersebut yang akhirnya melekat pada makanan ini dan melahirkan nama lontong balap. Lontong balap sudah ada sejak tahun 1958 dan menjadi salah satu ikon kuliner kota Surabaya.
Lontong balap sebagai kearifan lokal kota Surabaya memiliki beberapa alasan mengapa kebudayaan tersebut dapat menjadi identitas nasional yang fundamental dan wajib dipertahankan.
Pertama, lontong balap merupakan warisan budaya yang mencerminkan sejarah dan karakter masyarakat Surabaya yang dinamis, kreatif, dan ulet. Lontong balap lahir dari keterbatasan bahan dan alat masak yang dimiliki oleh para penjual yang mayoritas imigran dari Madura. Mereka mampu menciptakan makanan yang lezat dan mengenyangkan dengan modal yang sederhana. Lontong balap juga menunjukkan semangat juang dan kompetitif dari para penjualnya yang berusaha menarik perhatian pembeli dengan cara berteriak atau berlari.
Kedua, lontong balap merupakan simbol keragaman dan toleransi yang ada di Indonesia. Lontong balap adalah makanan halal yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, baik muslim maupun dari kepercayaan lainnya. Lontong balap juga menggabungkan berbagai unsur budaya dari berbagai daerah, seperti lontong dari Jawa, tahu goreng dari Tionghoa, lentho dari Madura, dan sambal petis dari Surabaya. Lontong balap menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya yang saling berinteraksi dan bersinergi.
Ketiga, lontong balap merupakan salah satu daya tarik wisata kuliner yang bisa meningkatkan perekonomian dan citra Surabaya di mata dunia. Lontong balap sudah terkenal sebagai salah satu makanan khas kota Surabaya yang wajib dicoba oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Banyak tempat makan lontong balap yang sudah legendaris dan menjadi tujuan utama para pecinta kuliner, seperti Lontong Balap Pak Gendut, Lontong Balap Rajawali, Lontong Balap Cak No, dan lain-lain. Lontong balap juga sering diikutsertakan dalam berbagai festival kuliner atau pameran budaya yang diadakan di dalam maupun luar negeri.
Oleh karena itu, lontong balap sebagai kearifan lokal kota Surabaya harus tetap dilestarikan dan dikembangkan sebagai bagian dari identitas nasional Indonesia. Lontong balap bukan sekedar makanan biasa, tetapi juga merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya yang patut dibanggakan dan dihormati. Lontong balap adalah warisan kuliner Indonesia yang harus dijaga keaslian dan kelezatannya agar tetap eksis dan diminati oleh generasi-generasi mendatang.
Penulis : Bagas Dwiarika Putra (Universitas Brawijaya)
Editor : Akbar Trio Mashuri