Ucapan yang teruraikan dalam tingkah laku dalam sehari-hari harus sebisa mungkin memberikan dampak positif bagi sekitar. Ulah pertama dalam munculnya beberapa kasus konflik ialah adanya cibiran, nyinyiran sana sini yang mengabaikan akhlak dalam berbicara dan bertindak.
Menyikapi realitas dalam hidup beragama, maupun keberagaman lainnya baik suku, etnis bahkan gender disekitar kita, harusnya bisa tertanam nilai-nilai hidup bermasyarakat yang etis dan estetis. Sikap menghargai ialah masih relevan hingga saat ini menjadi kunci dalam menyatukan keberbedaan menjadi kebersamaan.
Memang benar bahwa akhlak menjadi rumus dan kunci dalam membangun keindahan, keharmonisan dan kerukunan. Interaksi sosial dalam sebuah pranata sosial terjalin karena hubungan yang terbangun satu sama lain dengan akhlak yang baik. Sehingga menimbulkan sikap baik satu sama lain dan terciptanya hubungan solidaritas sosial yang erat. Terutama perempuan, hari ini masih saja menjadi sasaran bagi siapapun yang mau merusak masa depan. Perempuan tetap saja menjadi incaran yang tidak senonoh bagi kalangan yang tidak bertanggungjawab.
Akhlak satu-satunya cara dan solusi dalam menyikapi penyembuhan itu semua. Kasus perempuan kembali beredar dengan laporan kematian. Inilah kemudian yang disebut kebobrokan mentalitas dan akhlak. Sehingga seperti yang dikemukakan di atas bahwa akhlak harus menjadi basis utama sebelum menempatkan ilmu di atas segala-galanya. Buktinya kasus pelecehan seksual mahasiswi, siapa pelakunya? Terbukti mereka orang berilmu.
Hidup harus adanya kesamarataan dan tidak tinggi merendahkan. Siapapun baik laki-laki maupun perempuan, baik yang beragama apapun, beretnis apapun, bersuku apapun, semua sama. Keyakinan yang sangat mendalam bahwa semua agama mengajarkan akhlak baik dalam menghargai manusia lain. Bahkan alam sekitar, lingkungan, hewan, semua harus ada keseimbangan. Semua untuk keselarasan dengan kehidupan, begitupun dengan akhlak, ketika kita tidak terdidik dengan akhlak sejak awal, bangsa ini akan saling mencari kebenaran, bukan saling mencari keharmonisan, kerukunan.
Akhlak sebagai pintu utama dalam membuka ruang hangat di antara perbedaan, akhlak sebagai jalan utama dalam menapaki setiap keragaman realitas, akhlak sebagai bangunan yang membangun keragaman untuk saling merekatkan, akhlak menjadi pondasi utama untuk segala urusan. Sehingga akhlak harus ditempatkan yang paling utama ketika menyikapi pelbagai hal. Agar tercipta titik tengah untuk menyimpulkan setiap perkara yang ada, dan menyikapinya pun dengan arif dan bijaksana.
Dalam sudut pandang Islam, akhlak membingkai sedemikian rupa tindakan yang harus bernuansa islami. Artinya tindakannya tidak semena-mena, sehingga mereka tau aturan dan norma yang berlaku. Akhlak menjadi rem bagi manusia untuk membentengi dari segala kerusakan yang terjadi. Akhlak kemudian harus bertindak dengan penuh keikhlasan dan menjulur bagaikan akar kecambah tanpa cahaya.
Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Karena akhlah pondasi utama dalam Islam. Kemudian untuk melanjutkan, ini perlu adanya pendidikan akhlak moralitas bagi semua kalangan. Agar semua tahu pentingnya akhlak sebagai kunci membangun bangsa yang beragam ini.
Ketika akhlak sudah benar maka dipastikan mereka memiliki pemikiran yang mempertimbangkan pada setiap keputusan dan tindakannya. Ketika tindakannya bagus secara otomatis insannya pun bagus, sehingga bangsa ini akan memiliki pedoman akhlak yang baik dan terciptanya bangsa Indonesia yang harmonis.
Terakhir, hidup beragam dengan bingkai akhlak akan berdampak pada lingkungan sekitar dan pranata sosial. Pertama, hidup akan bertujuan untuk saling menghargai.
Kedua, hidup akan terasa adanya keterbukaan.
Ketiga, semakin erat hubungan antara satu masyarakat (baik agama, suku, etnis, gender) dengan masyarakat lain.
Keempat, akhlak akan menampilkan sosok insan yang harmonis.Kelima, akhlak mampu memberikan keselarasan dalam membingkai hidup yang beragam ini menjadi duduk sama rata berdiri tanpa raja karena kita saudara, itu kuncinya dalam membangun hidup beragam dengan akhlak, tanpa membedakan, tanpa menyamakan tapi saling memberi penghargaan.
Penulis: Ahmad Zainuri
Sumber Gambar: https://geotimes.id/