Pancasila merupakan dasar dan falsafah hidup dalam berbangsa dan bernegara bagi semua warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Dihasilkan dari sebuah kesepakatan besar nan bersejarah yang dilakukan oleh founding father bangsa Indonesia. Berkat kesepakatan tersebut akhirnya Pancasila tampil sebagai kekuatan yang mampu menyatukan seluruh elemen masyarakat bangsa Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai latar belakang suku, budaya, ras, bahkan agama. Semuanya bersatu padu menjadi bangsa Indonesia yang berdaulat.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa tanah yang menyusun terbentuknya bangsa Indonesia menjadikannya sebagai bangsa yang kaya. Dengan kata lain, kondisi bentuk dan letak geografis bangsa Indonesia menjadi sebuah wadah yang mendukung untuk tumbuh kembang kehidupan di atasnya, sehingga hadirkan kekayaan hayati yang melimpah yang menjadi salah satu faktor yang menjadikan bangsa ini beragam suku, ras, budaya dan agama. Kaya akan sumber daya alam, dan yang paling penting adalah kaya akan keberagamannya. Sehingga jika ada yang memaksakan untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang homogen, maka bisa dipastikan itu tidak akan pernah terjadi. Sebab bangsa ini telah dianugerahi tanah yang secara alami membentuk keberagaman tersebut. Dan bangsa Indonesia telah menjadikan kekayaan akan keberagaman tersebut menjadi sebuah kekuatan besar melalui nilai-niali luhur Pancasila.
Sama halnya dengan kekayaan berupa keberagaman yang besar bagi bangsa Indonesia, menjadi milenial pun demikian. Generasi ini dikelompokkan berdasarkan anak-anak muda yang lahir sekitar tahun 2000 an. Istilah generasi milenial berasal dari kata millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika William Stravss dan Neil Howe. Intinya adalah pada jaman yang semakin maju teknologinya ini para generasi tersebut dilahirkan. Sehingga kehidupannya pun erat dengan kemajuan-kemajuan tersebut. Terkhusus ditandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bahkan tidak bisa dipisahkan sama sekali kemajuan-kemajuan tersebut, dan tentunya tantangannya adalah tidak menjadikan diri mundur dan lupa diri dalam tipu daya kemajuan.
Disebut sebagai tipu daya kemajuan sebab dengan segala kemudahan yang dimiliki oleh generasi milenial, mereka justru mendapatkan tantangan besar bagi dirinya sendiri. Salah satu tantangan yang nyata adalah menjadikan diri untuk tidak terjerembab dalam kubangan arus informasi yang justru menjadikannya korban dari kemajuan tersebut. Oleh karenanya penting untuk menjadikan diri tetap hidup dengan merawat histori kehidupan masing-masing, baik dalam konteks pribadi maupun konteks berbangsa dan bernegara. Sebab dengan diri yang memahami akan jati diri melalui histori kehidupannya, maka sebagai individu akan mampu menghargai dan menghormati para generasi sebelumnya dan tetap memberi penghargaan tinggi pada mereka. Tidak menjadikannya pribadi yang sombong dan lupa yang kemudian merasa berhak menyalahkan bahkan mengingkari perjuangan para generasi sebelumnya.
Begitulah kiranya penting untuk menjadi seorang generasi yang milenial dan tetap menjadi generasi pancasila, sebab tantangan dan permasalahan yang muncul justru tentang pengaburan jati diri sebagai bangsa, sehingga dampaknya akan mudah teepengaruh dengan ideologi yang bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia. Beberapa contoh misalnya, terdapat kelompok yang mengatakan pancasila itu sesat, dan layak diganti dengan yang lain. Kemudian mereka merasa paling benar sendiri dan layak untuk menghakimi orang lain dengan begitu kejamnya. Dengan demikian sebenarnya begitu sangat menciderai jika hal-hal tersebut muncul di dalam bangsa yang begitu beragam ini. Oleh karenanya sebagai generasi milenial, maka harus tetap menjadi generasi pancasila pula yang senantiasa merawat persatuan dan kesatuan bangsa dengan selalu membawa pesan penuh kedamaian.
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh generasi milenial yang pancasilais untuk selalu merawat nilai-nilai luhur Pancasila. Salah satunya adalah memanfaatkan media masa yang menjadi bagian yang tak terpisahkan darinya untuk sebuah misi penguatan nilai luhur Pancasila. Sebab kita semua tahu bahwa era sekarang ini banyak yang telah menyalah gunakan media masa untuk berbagai kepentingan yang salah. Sehingga hoaks dan ujaran kebencian kerap bertebaran di media masa. Oleh karenanya sebagai generasi milenial sekaligus sebagai generasi muda yang berpancasila patut kiranya untuk bijak dalam bermedia. Bijak dalam membuat konten-konten dalam media masanya, tidak mengunggah sesuatu yang sifatnya mengandung unsur pecah belah, melainkan meramaikan unggahannya dengan pesan-pesan kedamaian. Pesan kedamaian dengan inspirasi Pancasila yang telah mampu menguatkan kita sebagai bangsa Indonesia untuk selalu bersatu meskipun kita terlahir berbeda-beda. Kita tetap satu sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi keberagaman dengan persatuan agar keberagaman yang ada benar-benar menjadikan kita semua hidup penuh rahmat.
*Penulis: Abdul Muhaimin