Oleh: Nuril Qomariyah*
و إذ قال ربك للملئِكة إني جاعل في الأرض خليفة…
Ayat di atas tidak asing lagi bagi kita, ayat ini menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia tidak hanya sebagai hamba yang senantiasa beribadah kepadaNya. Namun, Quran Surah Al Baqarah ayat 30 ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah khalifah fil ardh. Yang memiliki makna, Allah memberikan manusia amanah untuk menjaga kelangsungan hidup di muka bumi. Allah sebagai pemberi amanah suatu waktu nanti akan meminta pertanggung jawaban kepada manusia yang diberiNya amanah tadi.
Sebagai seorang khalifah perlu adanya kesadaran dan kepekaan yang tinggi dengan kondisi bumi saat ini. Tidak bisa kemudian acuh dan mengabaikan kondisi lingkungan sekitar, dan menganggap hal itu bukanlah urusan kita. Karena amanah yang Tuhan berikan bukan kepada seorang pemimpin, lembaga, ataupun golongan tertentu tetapi kepada seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Jadi menjaga kelestarian dan keharmonisan di muka bumi adalah bagian dari tugas kemanusiaan.
Secara umum makna khalifah fil ardh adalah pemimpin di muka bumi. Namun, jika kita kaji lebih mendalam, konteks khalifah memiliki banyak penafsiran. Salah satunya adalah manusia memiliki kewajiban untuk menebar kedamaian di muka bumi. Kedamaian sesama manusia adalah hal penting dan utama untuk menjaga keharmonisan umat manusia. Hal penting lain adalah, sebagai khalifah manusia juga harus berdamai dengan alam.
Bencana alam yang terjadi di berbagai daerah awal tahun 2020 ini sudah seharusnya dijadikan bahan refleksi bersama. Apa yang terjadi dengan bumi kita sekarang? Bukan kemudian saling menyalahkan dan mencari pembenaran. Justru hal ini akan menimbulkan perelisihan antar sesama manusia. Ketika kita mengkambing hitamkan manusia lain sebagai sebab timbulnya bencana yang parah di awal tahun ini. Lebih-lebih jangan sampai kita menyalahkan Tuhan sebagai penyebab terjadinya bencana alam saat ini, karena sejatinya alam telah Tuhan atur dengan takdirNya memiliki siklus yang normal. Hanya saja pada kondisi tertentu ulah tangan manusia yang tidak bertanggugjawab atas amanah yang Tuhan berikan kepadanya tidak dipenuhi.
Berdamai dengan alam sangat diperlukan saat ini, untuk kembali menekankan pernanan manusia sebagai khalifah fil ardh yang tidak hanya sebatas menjadi pemimpin. Namun, juga mau memikirkan kondisi bumi yang menjadi hunian ternyaman yang Tuhan sediakan bagi umat manusia. Bagaimana kemudian cara untuk berdamai dengan alam? Ada banyak hal yang dapat kita lakukan diantaranya:
Tidak merubah kodrat dan fungsi dari alam, setiap hal yang Tuhan ciptakan memiliki manfaat dan fungsinya masing-masing. Jangan kemudian manusia dengan angkunya sak karepe dewe merubah kodrat dan fungsi alam yang sudah Tuhan tetapkan. Karena hal ini justru dapat memicu kerusakan dan bencana yang mengancam kehidupan manusia sendiri. Sejauh ini kita perlu merefleksikan diri kembali, hal apa saja yang sudah kita lakukan pada alam sehingga bencana alam dari tahun ketahun terus mengalami peningkata bahkan tambah parah.
Melakukan perbaikan fungsi alam yang telah rusak karena ulah manusia, tanpa sadar banyak kegiatan dan pekerjaan manusia yang menimbulkan kerusakan di alam. Hal ini disebabkan karena manusia yang terlalu rakus ingin menguasai muka bumi, tanpa memahami makna khalifal fil ardh yang Tuhan berikan. Jika perbuatan dan pekerjaan kita terlanjur telah menyebabkan kerusakan di muka bumi, perlu adanya kesadaran untuk memperbaiki fungsi dari alam yang rusak tersebut. Agar alam kembali harmonis.
Mejaga kelestarian alam melalui kegiatan positif, banyak hal positif lain yang dapat kita lakukan untuk berdamai dengan alam. Mulai dari hal kecil tidak membuang sampah sembarangan. Hingga hal besar lainnya, dapat kita lakukan dengan memaksimalkan peran kemanusiaan. Salah satunya adalah dengan mensosialisasikan kepada masyarakat luas pentingnya peranan manusia sebagai khalifah fil ardhuntuk menjaga kelestarian alam. Karena tidak dapat dipungkiri, kebanyakan manusia acuh dengan kondisi alamnya sendiri
Tiga hal di atas adalah sebagian kecil dari banyak cara yang dapat dilakukan untuk berdamai dengan alam. Dengan berdamai dengan alam, setidaknya kita dapat menekan kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana alam itu sendiri. Suatu keharmonisan akan tercipta jika kita memiliki kesadaran dan kepekaan atas kondisi lingkungan disekitar kita. Berdamai tidak hanya dengan diri sendiri dan sesama manusia saja. Akan tetapi juga dengan alam, yang dengan suka rela kita huni selama ini. Dengan berdamai dengan alam setidaknya kita telah menysukuri nikmat kehidupan yang telah Tuhan beri. Sehingga, kehidupan kita dimuka bumi dapat berjalan harmonis baik sesama manusia maupun dengan alam.
Wallahu’alam
*Penulis adalah aktivis literasi di kota Malang